Rabu, 04 Januari 2012

ISTANA KESULTANAN BIMA (EMPIRE PALACE BIMA)

       Istana Kesultanan Bima terletak di jantung Bima, kini telah difungsikan sebagai museum museum bernama "ASI MBOJO" Kesultanan Bima istana dibangun di atas tanah yang merupakan lokasi asitua (Istana Sultan Ibrahim) pada tahun 1927 oleh Sultan Muhammad Sultan Salahuddin-Bima sampai 14 yang memerintah 1915-1951 yang menggantikan ayahnya Sultan Ibrahim (memerintah 1881-1915). Bangunan yang merupakan perpaduan konstruksi tradisional Eropa dan Bima, dirancang oleh arsitektur Ambon bernama Mr Obzichter Pehatta.
    
Di dalam istana masih disimpan item / peninggalan Raja dan Sultan waktu, seperti mahkota topi yang terbuat dari emas dan permata, raja-raja dan sultan posisi belati dan beberapa posisi keris kerajaan pangeran serta perabot lainnya rumahnya.
     
Di depan Istana Sultan yang berbentuk perahu tiang bendera dan gerbang '-lare lare'. Di bagian timur terdapat sebuah istana baru atau 'Asibou', gedung ini adalah khas bima berci terbuat dari kayu jati desa tololai. Oleh karena itu orang menyebut ini 'Tololai Jati' bima.

     
Pada halaman Istana sering digunakan untuk acara seremonial "hanta U'a Pua" festival seni dan regional.
     
Di sekitar gedung juga ada Istana Sultan:
        
+ Rumah kediaman Sultan dan keluarganya yang saat ini menjabat sebagai
            
Bupati Bima aula.
        
Lapangan Sera Suba + atau bidang di mana tentara Sultan berlatihnya.
   
Untuk mengunjungi istana cukup untuk membayar biaya masuk sebesar Rp. 5000, - per orang.



Imperial Palace Bima

The palace is situated in the heart of the Sultanate of Bima Bima, has now functioned as a museum a museum named "milk MBOJO" Bima Sultanate palace was built on land which is the location asitua (Palace of Sultan Ibrahim) in 1927 by Sultan Muhammad Sultan Salahuddin-Bima to 14 who ruled 1915 -1951 who succeeded his father Sultan Ibrahim (reigned 1881-1915). The building which is a blend of traditional European construction and Bima, designed by the architecture of Ambon called Mr. Obzichter Pehatta.
     Inside the palace is still stored items / relics of the King and the Sultan of the time, like a crown cap made ​​of gold and jewels, kings and sultans position and some positions kris dagger royal princes and other home furnishings.
      In front of the Palace of the Sultan of boat-shaped flagpole and gates '-lare lare'. In the eastern part there is a new palace or 'Asibou', this building is typical bima berci made ​​of teak wood tololai village. Therefore people call this 'Teak Tololai' bima.
      On page Palace is often used for ceremonial occasions "hanta U'a Pua" and regional arts festival.
      Around the building there is also the Palace of the Sultan:
           Residence of the Sultan and his family who currently serves as
             Bima Regent hall.
         Sera Suba field or fields in which the army of Sultan berlatihnya.
    To visit the palace enough to pay an entrance fee of Rp. 5000, - per person.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Ikuti juga konten/ artikel di bawah ini







Ikuti Kami di Youtube