STUDI
KASUS EDS
SMP
Negeri…..
“SMP Negeri I”
yang berdiri sejak tahun 1990
adalah SMP yang cukup baik dengan Visi “Karya bagi
pendidikan yang berprestasi, berdisiplin dan berwawasan lingkungan” serta Misi
“Menyelenggarakan pendidikan bermutu dan terjangkau dalam merncapai 8
Standar Nasional Pendidikan”.
SMP ini berdiri
diatas lahan seluas 3500 m2 dengan pergedungan yang cukup memadai – ada 9
ruangan kelas untuk 9 rombongan belajar, ruang kepala sekolah, ruang guru,
laboratorium, perpustakaan serta UKS. Sekolah tidak mempunyai ruang serba guna
dan merek memakai ruang kelas biasa jika ada kegiatan khusus.
Walau sudah tua,
jumlah meja kursi (mebeler) serta papan tulis dsb memadai
dan cukup terpelihara dengan baik.
Halaman sekolah cukup luas dan terpelihara, namun amat disayangkan bahwa
pagar halaman sekolah sudah rusak dan
belum diperbaiki, sehingga cukup mengganggu kenyamanan dan keamanan. Kantin
sekolah juga belum ditata dengan rapi walau Komite Sekolah sudah berjanji akan
memperbaiki kantin dan pagar
sekolah.
Secara rinici keadaan sekolah adalah seperti
berikut:
1. Perkembangan Siswa 3 Tahun Terakhir
No
|
Kls
|
2006/2007
|
2007/2008
|
2008/2009
|
||||||
L
|
P
|
Jml
|
L
|
P
|
Jml
|
L
|
P
|
Jml
|
||
1
|
I
|
43
|
34
|
77
|
40
|
41
|
81
|
52
|
40
|
92
|
2
|
II
|
45
|
35
|
80
|
39
|
39
|
78
|
41
|
38
|
79
|
3
|
III
|
53
|
37
|
90
|
35
|
37
|
72
|
32
|
37
|
69
|
Jumlah |
141
|
106
|
247
|
114
|
117
|
231
|
125
|
115
|
240
|
2. Rata-rata Nilai Ujian Nasional 3
Tahun Terakhir
No
|
Tahun Pelajaran
|
Bhs. Indonesia
|
Matematika |
Bhs. Inggris
|
IPA
|
||||||||
TT
|
TR
|
RT
|
TT
|
TR
|
RT
|
TT
|
TR
|
RT
|
TT
|
TR
|
RT
|
||
1
|
2005/2006
|
9,40
|
4,60
|
7,01
|
9,00
|
4,33
|
6,03
|
8,40
|
5,00
|
6,02
|
-
|
-
|
-
|
2
|
2006/2007
|
9,00
|
4,13
|
6,11
|
9,33
|
5,00
|
7,88
|
8,13
|
5,60
|
7,05
|
9,66
|
6,00
|
6,23
|
3
|
2007/2008
|
9,00
|
4,60
|
6,11
|
9,33
|
5,00
|
7,88
|
8,80
|
5,60
|
7,05
|
8,50
|
5,00
|
6,80
|
3. Keadaan Rombongan Belajar 3 Tahun
Terakhir
Tahun
|
Kelas I
|
Kelas II
|
Kelas III
|
Jumlah
|
2006/2007
|
3
|
3
|
3
|
9
|
2007/2008
|
2
|
3
|
3
|
8
|
2008/2009
|
3
|
3
|
3
|
9
|
4. Ruang
No
|
Nama Ruang
|
Jml
|
No
|
Nama Ruang
|
Jml
|
1
|
Ruang Kelas
|
9
|
12
|
Ruang Wakil Kep.Sekolah
|
1
|
2
|
Ruang Laboraturium IPA
|
1
|
13
|
Ruang Majelis Guru
|
-
|
3
|
Ruang Perpustakaan
|
1
|
14
|
Ruang Tata Usaha
|
1
|
4
|
Ruang Keterampilan
|
-
|
15
|
Ruang OSIS
|
-
|
5
|
Ruang Serba Guna
|
-
|
16
|
WC Guru
|
1
|
6
|
Ruang UKS
|
1
|
17
|
WC Siswa
|
1
|
7
|
Ruang Koperasi
|
-
|
18
|
Ruang Satpam
|
-
|
8
|
Ruang BP/BK
|
-
|
19
|
Mushola
|
-
|
9
|
Ruang Ganti
|
-
|
20
|
Gudang
|
1
|
10
|
Mes Guru
|
-
|
21
|
Ruang Labor Komputer
|
-
|
11
|
Ruang Kepala Sekolah
|
1
|
22
|
Ruang Labor Bahasa
|
-
|
5. Pendidik dan Tenaga Kependidikan
No
|
Status
|
PNS
|
Honorer
|
Jumlah
|
Ket.
|
||
L
|
P
|
L
|
P
|
||||
1
|
Kepala Sekolah
|
-
|
1
|
-
|
-
|
1
|
S 1
|
2
|
Guru
|
5
|
6
|
5
|
5
|
21
|
16 S1, 5 D2
|
3
|
Tata Usaha
|
-
|
1
|
1
|
3
|
5
|
SMA/SMK
|
4
|
Penjaga Sekolah
|
-
|
-
|
1
|
-
|
1
|
SMP
|
Pelaksanaan pembelajaran di sekolah ini cukup baik sebab disamping sebagian besar para gurunya memenuhi
kwalifikasi (sudah berijazah S 1),
mereka juga selalu mencoba
untuk memenuhi stándar untuk setiap mata
pelajaran.
Para guru melaksanakan tugasnya dengan serius dan mereka juga mencoba
mengembangkan kurikulum pada tingkat satuan pendidikan . Mereka mengembangkan silabus dan RPP, hanya
saja sebagian besar lebih bersifat
“mengambil dari pihak lain” (cut and paste) demi mudahnya sehingga tak banyak
yang dibuat mereka sendiri. Disamping
itu kurikulumnya juga tidak memperhatikan kekhasan daerah atau mempertimbangkan
peserta didik yang berkemampuan khusus.Sekolah bisa memberikan kegiatan
pengembangan diri dan ekstra kurikuler walaupun sifatnya masih tradisional
saja dan kurang memperhatikan kekhasan
daerah.
Secara umum
pelaksanaan prosers pembelajaran di sekolah ini cukup baik sebab ada beberapa
gurunya yang telah memakai pendekatan PAKEM/CTL dalam melakukan tugasnya
membelajarkan peserta didik. Mereka juga
telah membuat silabus berdasarkan
standar yang ditentukan dan dimaksudkan untuk membantu peserta didik untuk
mencapat standar kelulusan.
Semua guru sudah
membuat RPP namun kebanyakan Silabus dan
RPP yang dibuat lebih bersifat “ambil
dari orang lain” dan bukan merupakan produk para guru sendiri. Ini disadari
Kepala sekolah sehingga dia sudah merencanakan memberikan pemantapan para guru
dalam membuat silabus dan RPP dengan mendatangkan guru yang handal dari sekolah
lain untuk melakukan pendampingan dan “on the job training”
Para guru yang telah
melaksanakan PAKEM/CTL juga cukup
innovatif dan sumber belajar tidak terbatas hanya pada buku pelajaran/buku
paket saja – semua bisa dijadikan sebagai sumber belajar. Belajar dapat
dilakukan diluar gedung kelas seperti di kebon, pekarangan, sawah, pasar dll.
Guru juga banyak memakai alat bantu dan pajangan dalam pembelajaran.
Hanya saja sekolah
belum memberikan kesempatan belajar yang sama bagi peserta didik yang
berkebutuhan khusus seperti yang berkelainan fisik maupun mental. Sekolah belum
melaksanakan Pendidikan Inklusi dan hanya memberikan pelayanan bagi anak anak
yang “normal”.
Sebagian besar guru
mempunyai perencanaan penilaian peserta didik
namun tidak atau belum memberikan feed back hasil
penialian pada peserta didik. Mereka menganggap bahwa penilaian adalah hak guru
dan tidak perlu memberitahu peserta didik ataupun orang tua mereka.
Hanya sebagian kecil guru yang sudah membuat KKM tetapi belum menyampaikan
informasi kepada peserta didik mengenai KKM termasuk apa yang
dipersyaratkan untuk penguasaan minimum. Para guru juga tidak melibatkan orang tua
dalam penilaian para peserta didik
termasuk kurang memberikan masukan hasil penialian peserta didik pada orang tua
sehingga peningkatan belajar mereka hanya tergantung pada guru di sekolah saja
tanpa masukan dari orang tua.
Secara umum hasil
belajar para peserta didik sudah sesuai
dengan standar yang ditetapkan. Hasil ujian nasional sekolah cukup baik
seperti tertera pada data kwantitatif diatas. Beberapa peserta didik memperoleh
juara tingkat kabupaten dalam lomba bidang studi. Angka meneruskan ke jenjang SMA juga cukup
baik,.
Sekolah lebih
mementingkan perkembangan kemampuan akademis peserta didik saja dan kurang memperhatikan pengembangan potensi potensi peserta didik kecuali dengan kegiatan
kegiatan non-akademis yang konvensional semacam pengajian, shalat berjamaah
bersama, namun kurang mengembnagkan ketrampilan hidup mereka.
Visi dan Misi sekolah dikembangkan
bersama dengan wakil wakil orang tua peserta didik dan para guru dalam
rapat antara sekolah dan orang tua peserta
didik. Komite Sekolah cukup aktif dan selalu memberikan dukungannya demi kemajuan sekolah.
Rencana Kegiatan dan Anggaran
Sekolah (RKAS) pada dasarnya
dikembangkan dalam rapat dengan orang tua murid, walaupun disempurnakan dan
dikembangkan oleh kepala Sekolah dan Dewan Guru. Ini merupakan perkembangan baru sebab
sebelum tahun 2007 RKAS hjanya dikembangkan oleh Kepala Sekolah dengan beberapa
guru kepercayaannya saja.
Sekolah juga melaporkan semua kegiatannya kepada rapat dengan orang tua, pesert
didik termasuk laporan keuangannya – dari penerimaan sampai pengeluarannya.
Baik laporan kegiatan maupun keuangan diketahui bersama dengan Komite Sekolah
dan disamping dilaporkan pada rapat, juga dipajangkan di Papan pengumuman sekolah.
Seperti disebutkan
diatas, dari 21 guru, 16 mempunyai kwalifikasi yang diharuskan – sarjana S 1, sehingg ada 5 yang masih berijazah D 2 –
boleh dikata cukup baik, sebab dari yang 5 guru berijazah D2 mereka adalah guru-guru
untuk Penjaskes dan ekstra kurikuler lainnya.
Dari 16 guru tersebut, 10 telah lulus sertifikasi guru.
Sekolah selalu mendorong para gurunya untuk
meningkatkan kwalifikasi mereka dengan mengikuti berbagai penataran atau kursus-kursus yang sesuai untuk
pengembangan kemampuan mereka.
Sebagai sekolah
negeri, dana operasional sekolah telah
dicukupi oleh Pemerintah, walaupun sebetulnya mereka tetap memerlukan uluran
tangan dari Masyarakat untuk mendanai kegiatan non-rutin seperti pengadaan komputer
dan buku buku pengayaan. Sekolah amat tergantung dengan adanya dana BOS
sehingga ini dikelola dengan baik.
Dengan usul dari
Komite Sekolah, orang tua murid tidak keberatan memberikan sejumlah uang untuk
kegiatan-kegiatan khusus sekolah serta pengadaan Sarana yang amat diperlukan
semacam komputer atau buku buku pengayaan lainnya.
Seperti ditulis
diatas, sekolah selalu melaporkan penerimaan dan penggunaan dana yang diterima
kepada orang tua murid – sebagai wujud Akuntabilitas Publiknya.
- Tugas untuk Latihan Pengisian Instrumen EDS
- Secara perorangan atau berkelompok, harap Anda mengisi Instrumen EDS untuk semua Standar berdasarkan data dan informasi yang diperoleh dari Studi Kasus diatas.
- Isi juga Format Laporan EDS (yang merupakan hasil ringkasan yang ada pada setiap akhir pertanyaan tentang Aspek dalam setiap Standar).
- Diskusikan dengan teman Anda hasil pengisian Format EDS Anda dan berikan argumentasi mengapa Anda menulis apa yang telah Anda tulis.
- Perbaikilah Isian Format Instrumen dan Format Laporan EDS berdasarkan hasil diskusi.
- Tuliskan data dan informasi apa yang belum ada dalam Studi Kasus.
- Tuliskan juga refleksi ataupun rekomendasi Anda tentang proses pembelajaran ini ataupun usulan untuk Instrumen dan Format Laporan EDS.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar