DIREKTORAT
TENAGA KEPENDIDIKAN
DIREKTORAT JENDERAL
PENINGKATAN MUTU PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN
KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL
2010
SAMBUTAN
DIREKTUR
JENDERAL
PENINGKATAN MUTU
PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN
Di dalam pelaksanaan program penguatan
kemampuan kepala sekolah dan pengawas sekolah yang merupakan agenda dari
program 100 hari Mendiknas, Direktorat Tenaga Kependidikan Direktorat Jenderal Peningkatan
Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan (Ditjen PMPTK) telah
menyusun materi untuk penguatan kemampuan kepala sekolah dan pengawas
sekolah.
Di dalam pengembangan materi tersebut telah mengacu kepada standar kepala
sekolah/madrasah sebagaimana diatur dalam Permendiknas No. 13 tahun 2007. Saya
memberikan penghargaan yang tinggi kepada Direktorat Tenaga Kependidikan atas
dihasilkannya materi penguatan kemampuan kepala sekolah dalam rangka
meningkatkan kompetensi kepala sekolah.
Materi ini diharapkan dapat dijadikan referensi bagi individu
kepala sekolah dan lembaga yang terkait dalam
penguatan kemampuan kepala sekolah di Propinsi dan Kab/Kota. Berbagai
pihak yang ingin berkontribusi terhadap program penguatan kepala sekolah dapat
memperkaya dengan berbagai referensi dan khasanah bacaan lainnya untuk mewujudkan
kepala sekolah yang profesional dan akuntabel.
Semoga
semua usaha kita untuk penguatan
kemampuan kepala sekolah sesuai dengan standar kepala sekolah sebagaimana diamanahkan dalam Permendiknas
No. 13 tahun 2007 dapat diwujudkan, sehingga dapat meningkatkan mutu pendidikan
di sekolahnya dan menghasilkan lulusan yang cerdas, kreatif, inovatif dan
berpikir kritis.
Jakarta, Januari 2010
Direktur
Jenderal PMPTK
Prof.
Dr. Baedhowi, M.Si
NIP.
19490828 197903 1 001
KATA PENGANTAR
Pada
tahun 2007, Direktorat Tenaga Kependidikan, Ditjen PMPTK bekerjasama dengan
Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) telah berhasil merumuskan standar
kepala sekolah/madrasah yang ditetapkan melalui Permendiknas No 13 tahun 2007.
Untuk mengoperasionalkan dan mengimplementasikan Permendiknas tersebut,
Direktorat Tenaga Kependidikan telah berupaya menyusun materi pelatihan sesuai
dengan masing-masing komponen kompetensi kepala sekolah yang diatur dalam Permendiknas
No 13 tahun 2007.
Materi
yang telah disusun ini merupakan bagian dari rencana pelaksanaan program penguatan kepala sekolah, program
kedua dari delapan program 100 hari Mendiknas. Program penguatan kemampuan
kepala sekolah sangat penting mengingat peran strategis kepala sekolah di dalam
proses peningkatan mutu pendidikan.
Kepala
sekolah mempunyai tugas yang sangat penting di dalam mendorong guru untuk
malakukan proses pembelajaran untuk mampu menumbuhkan kemampuan kreatifitas,
daya inovatif, kemampuan pemecahan masalah, berpikir kritis dan memiliki naluri
jiwa kewirausahaan bagi siswa sebagai produk suatu sistem pendidikan. Materi
ini diharapkan dapat menjadi bahan referensi peningkatan kompetensi kepala
sekolah sesuai yang diamanahkan Permendiknas No 13 tahun 2007.
Kami
menyadari bahwa buku ini masih jauh dari sempurna, namun kami perlu
menyampaikan penghargaan kepada tim penyusun buku ini yang telah berusaha dan
berhasil mempersiapakan materi yang dapat dijadikan bahan bacaan bagi usaha
peningkatan kompetensi kepala sekolah. Berbagai pihak yang terkait dengan
penguatan kemampuan kepala sekolah dapat memperkaya dengan materi yang lain
sepanjang mencapai tujuan yang sama yaitu meningkatkan kompetensi kepala
sekolah sesuai dengan Permendiknas No 13 tahun 2007.
Semoga buku ini
bermanfaat bagi usaha penguatan kemampuan kepala sekolah di seluruh Kab/Kota di
Indonesia.
Jakarta, Januari 2010
Direktur Tenaga
Kependidikan
Surya Dharma, MPA, Ph.D
19530927
197903 1 001
SAMBUTAN
DIRJEN PMPTK
.................................................................
|
i
|
|
KATA
PENGANTAR
...............................................................................
|
iii
|
|
DAFTAR
ISI
.............................................................................................
|
v
|
|
PENDAHULUAN
.....................................................................................
|
1
|
|
|
Pengantar
.....................................................................................
|
1
|
|
Kompetensi
yang Diharapkan Dimiliki oleh Pembaca
..................
|
2
|
|
Deskripsi
Kegiatan Belajar
...........................................................
|
2
|
|
Kegunaan
Materi Pelatihan
..........................................................
|
3
|
|
Petunjuk
Penggunaan Materi Pelatihan
.......................................
|
4
|
|
Langkah-langkah
Kegiatan Pelatihan ...........................................
|
5
|
KEGIATAN BELAJAR I
Arti, Tujuan, dan
Pentingnya Kepemimpinan Pembelajaran .............
|
7
|
|
|
Pengantar
.....................................................................................
|
7
|
|
Uraian
Materi
................................................................................
|
8
|
|
Studi Kasus
..................................................................................
|
18
|
|
Rangkuman
..................................................................................
|
20
|
|
Refleksi
.........................................................................................
|
21
|
KEGIATAN BELAJAR 2
Standar Kepemimpinan
Pembelajaran .................................................
|
23
|
|
|
Pengantar
.....................................................................................
|
23
|
|
Uraian
Materi
................................................................................
|
24
|
|
Soal
Diskusi ..................................................................................
|
30
|
|
Rangkuman
..................................................................................
|
31
|
|
Refleksi
.........................................................................................
|
31
|
KEGIATAN BELAJAR 3
Kompetensi Pemimpin
Pembelajaran ..................................................
|
33
|
|
|
Pengantar
.....................................................................................
|
33
|
|
Uraian
Materi
................................................................................
|
34
|
|
Soal
Diskusi
..................................................................................
|
38
|
|
Rangkuman
..................................................................................
|
38
|
|
Refleksi
.........................................................................................
|
39
|
KEGIATAN BELAJAR 4
Cara Menerapkan
Kepemimpinan Pembelajaran ................................
|
41
|
|
|
Pengantar
.....................................................................................
|
41
|
|
Uraian
Materi
................................................................................
|
42
|
|
Soal
Diskusi
..................................................................................
|
45
|
|
Rangkuman
..................................................................................
|
46
|
|
Refleksi
.........................................................................................
|
46
|
DAFTAR
PUSTAKA
|
Kepemimpinan merupakan salah satu
kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang kepala sekolah. Banyak model
kepemimpinan yang dapat dianut dan diterapkan dalam bebagai
organisasi/institusi, baik profit maupun non profit, namun model kepemimpinan yang
paling cocok untuk diterapkan di sekolah adalah kepemimpinan pembelajaran (instructional leadership or leadership for
improved learning). Tentang penerapan kepemimpinan pembelajaran di sekolah,
banyak penelitian yang menyimpulkan bahwa kepala sekolah yang memfokuskan
kepemimpinan pembelajaran menghasilkan prestasi belajar siswa yang lebih baik
dari pada kepala sekolah yang kurang memfokuskan pada kepemimpinan
pembelajaran. Ironisnya, kebanyakan sekolah tidak menerapkan model kepemimpinan
pembelajaran. Hasil penelitian Stronge (1988) menunjukkan bahwa dari seluruh
pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh kepala sekolah, hanya 10 persen yang
dialokasikan untuk kepemimpinan pembelajaran. Sampai sekarangpun banyak kepala
sekolah yang masih menyeimbangkan perannya sebagai manager, administrator, supervisor, dan instructional leader (kepemimpinan
pembelajaran). Adapun alasan yang dikemukakan antara lain kurangnya pelatihan
tentang kepemimpinan pembelajaran, kurangnya waktu untuk melaksanakan
kepemimpinan pembelajaran, banyaknya kegiatan administratif yang harus
dilaksanakan, dan adanya harapan dari masyarakat bahwa peran kepala sekolah
utamanya adalah seorang manager (Flath, 1089; Fullan, 1991).
Kepemimpinan pembelajaran sangat
cocok diterapkan di sekolah karena misi utama sekolah adalah mendidik semua siswa
dan memberikan kesempatan kepada mereka untuk memperoleh pengetahuan,
keterampilan, dan nilai-nilai yang diperlukan untuk menjadi orang dewasa yang sukses
dalam menghadapi masa depan yang belum diketahui dan yang sarat dengan
tantangan-tantangan yang sangat turbulen. Misi inilah yang kemudian menuntut
sekolah sebagai organisasi harus memfokuskan pada pembelajaran (learning-focused schools), yang meliputi
kurikulum, proses belajar mengajar, dan penilaian hasil belajar (asesmen).
Oleh karena itu, materi pelatihan ini akan membahas secara spesifik tentang
kepemimpinan pembelajaran yang meliputi antara lain: arti, tujuan, dan pentingnya
kepemimpinan pembelajaran; karakteristik
kepemimpinan pembelajaran efektif; bidang garapan kepemimpinan pembelajaran;
dan strategi
pelaksanaan kepemimpinan pembelajaran. Sedang untuk mempelajari sekolah sebagai
sistem, para pembaca dipersilahkan untuk mempelajarinya melalui bahan pelatihan
lain yang telah dipersiapkan oleh Direktorat Tenaga Kependidikan.
Setelah mempelajari materi pelatihan ini, diharapkan para
pembaca memiliki kompetensi-kompetensi sebagai berikut:
1.
memahami arti dan tujuankepemimpinan
pembelajaran;
2. mengidentifikasi karakteristik kepemimpinan pembelajaran efektif;
3. mengidentifikasi bidang garapan kepemimpinan pembelajaran;
4. menerapkan strategi kepemimpinan pembelajaran; dan
5. mampu menyusun rencana tindak kepemimpinan
pembelajaran.
Dalam mempelajari materi pelatihan ini, anda diajak
untuk melakukan serangkaian kegiatan, yang kesemuanya ditujukan untuk
meningkatkan penguasaan anda terhadap kompetensi yang diharapkan dari materi
pelatihan ini. Serangkaian kegiatan yang dimaksud meliputi: memahami kompetensi
yang diharapkan, refleksi awal, telaah bahan bacaan, pembuatan ringkasan, pembuatan
peta pikiran (mind mapping), dan atau refleksi akhir. Kegiatan-kegiatan
tersebut dilaksanakan secara individual, berkelompok, tutorial, dan atau
seminar kecil yang dilaksanakan di MKKS/KKKS dimana anda menjadi anggotanya. Sangat
dianjurkan agar anda melaksanakan semua tugas dan aktivitas belajar yang
disarankan pada masing-masing kegiatan belajar.
Dalam
mempelajari materi pelatihan ini, ada lima kegiatan belajar yang harus anda
laksanakan. Empat (4) kegiatan belajar yang dimaksud meliputi:
Kegiatan Belajar 1: Arti, tujuan, dan pentingnya kepemimpinanpembelajaran
Kegiatan Belajar 2: Standar kepemimpinan pembelajaran
Kegiatan Belajar 3: Kompetensi kepemimpinan pembelajaran
Kegiatan
Belajar 4: Strategi pelaksanaan kepemimpinan
pembelajaran
Setiap kegiatan belajar diawali dengan
paparan tentang kompetensi yang diharapkan dimiliki oleh pembaca, petunjuk
kegiatan belajar, dan bahan atau peralatan yang dibutuhkan. Bacalah dengan
seksama diskripsi kompetensi dan petunjuk tersebut dan siapkan semua peralatan
atau bahan yang diperlukan sebelum anda memulai kegiatan belajar. Tiga hal
penting yang harus dilakukan sebelum melaksanakan lima kegiatan belajar yang
dimaksud, yaitu:
1. kuatkan
komitmen untuk berkembang;
2. yakinkan diri anda bahwa belajar melalui materi pelatihan ini merupakan
kebutuhan bagi setiap kepala sekolah/madrasah, bukan kegiatan rutin yang hanya
ditujukan untuk memenuhi tuntutan proyek; dan
3. yakinkan diri anda bahwa hanya dengan belajar dan belajar, anda kelak
tidak hanya menjadi pemimpin yang baik, namun pasti akan menjadi pemimpin yang
jauh lebih baik, bahkan pemimpin yang dikagumi. Semoga!
Materi pelatihan ini diharapkan dapat dimanfaatkan oleh pihak-pihak
berikut:
a. Kepala Sekolah/Madrasah.
Bagi kepala sekolah/madarasah yang baru atau yang belum menguasai kompetensi
yang diharapkan, materi pelatihan ini dapat dimanfaatkan sebagai langkah awal
pengembangan kompetensi kepemimpinan pembelajaran. Sedangkan bagi mereka yang
sudah berpengalaman, materi pelatihan ini dapat digunakan sebagai bahan
refleksi sekaligus bahan pengayaan/pendalaman untuk menjadikan dirinya lebih
mantap kompetensinya sebagai pemimpin pembelajaran.
b. Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS) dan Kelompok Kerja Kepala
Sekolah (KKKS)/Madarasah. Beberapa kegiatan
belajar yang dirancang dalam materi pelatihan ini menuntut peserta untuk saling
berdiskusi dan berbagi pengalaman tentang kompetensi ini. MKKS dan KKKS/Madrasah
merupakan forum yang kondusif untuk melakukan diskusi-diskusi dan kegiatan
berbagi pengalaman tersebut.
c. Bagi guru sekolah/madrasah
yang ingin mengembangkan kariernya sampai menjadi kepala sekolah/madrasah,
materi pelatihan ini dapat dijadikan sebagai bahan bacaan yang dapat
mempersiapkan dirinya untuk menjadi kepala sekolah/madrasah.
1. Cermati kompetensi yang akan dipelajari sebelum menelaah
bahan bacaan.
2. Laksanakan dengan sungguh-sungguh setiap kegiatan yang
dianjurkan pada masing-masing kegiatan belajar.
3. Telaahlah secara cermat dan kritis teks atau bahan bacaan.
4. Lakukan refleksi terhadap apa yang telah anda kerjakan atau
pelajari.
5. Bila mengalami kesulitan, jangan segan melakukan diskusi
dengan teman sejawat di MKKS/KKKS Madrasah atau menanyakannya kepada kepala
sekolah pemandu.
Materi pelatihan ini dirancang untuk dipelajari oleh kepala
sekolah/madrasah dalam pelatihan. Oleh karena itu langkah-langkah yang harus
dilakukan dalam mempelajari materi pelatihan ini mencakup aktivitas individual
dan kelompok. Secara umum aktivitas individual meliputi: (1) membaca materi,
(2) melakukan latihan/tugas, memecahkan kasus pada setiap kegiatan belajar, (3)
membuat rangkuman/kesimpulan, dan (4) melakukan refleksi dan melakukan tindak
lanjut. Sedangkan aktivitas kelompok meliputi: (1) mendiskusikan materi, (2)
bertukar pengalaman dalam melakukan latihan/memecahkan kasus, (3) melakukan
seminar/diskusi hasil latihan/tugas yang dilakukan, dan (4) bersama-sama
melakukan refleksi, membuat action plan, dan tindak lanjut. Langkah-langkah tersebut dapat digambarkan
seperti berikut.
Gambar 1: Langkah-langkah Kegiatan
Pelatihan
Dari Gambar 1 di atas tampak bahwa aktivitas kelompok selalu didahului
oleh aktivitas individu. Dengan demikian, maka aktivitas individu adalah hal
yang utama. Sedangkan aktivitas kelompok lebih merupakan forum untuk berbagi,
memberikan pengayaan, dan penguatan terhadap kegiatan belajar yang telah
dilakukan individu masing-masing.
Dengan
mengikuti langkah-langkah di atas,
diharapkan peserta pelatihan baik secara individu maupun bersama-sama dapat
meningkatkan kompetensinya, yang pada gilirannya diharapkan berdampak pada
peningkatan kompetensi guru yang dibinanya dan akhirnya mampu menghasilkan
siswa yang kreatif, inovatif, pemecahan masalah, berpikir kritis, dan bernaluri
kewirausahaan.
Arti, Tujuan, dan Pentingnya Kepemimpinan Pembelajaran
Pengaruh
kepemimpinan pembelajaran (instructional leadership) terhadap
peningkatan hasil belajar siswa sudah tidak diragukan lagi. Sejumlah ahli
pendidikan telah melakukan penelitian tentang pengaruh kepemimpinan pembelajaran
terhadap peningkatan hasil belajar. Mereka menyimpulkan bahwa:
If our
schools are to improve, we must redefine the principal’s role
and move instructional leadership to the forefront (Buffie, 1989).
and move instructional leadership to the forefront (Buffie, 1989).
If a school is to be an effective
one, it will be because of the instructional leadership of the principal ….
(Findley,1992).
Effective principals are expected to be
effective instructional leaders ...... the principal must be knowledgable about
curriculum development, teachers and instructional effectiveness, clinical
supervision, staff development, and teacher evaluation (Hanny, 1987).
Dari
kutipan-kutipan tersebut diatas dapat disarikan bahwa peningkatan hasil belajar
siswa sangat dipengaruhi oleh kepemimpinan pembelajaran. Artinya, jika hasil belajar siswa ingin dinaikkan, maka
kepemimpinan yang menekankan pada pembelajaran harus diterapkan. Untuk lebih
jelasnya, berikut dibahas tentang arti, tujuan, pentingnya kepemimpinan
pembelajaran, butir-butir penting kepemimpinan pembelajaran, dan kontribusi kepemimpinan pembelajaran
terhadap hasil belajar.
1.
Arti
Kepemimpinan Pembelajaran
Walaupun
telah banyak rumusan tentang arti kepemimpinan pembelajaran, tetapi fokus dan
ketajamannya masih berbeda-beda. Misalnya, Daresh dan Playco (1995)
mendefinikan kepemimpinan pembelajaran sebagai upaya memimpin para guru agar
mengajar lebih baik, yang pada gilirannya dapat memperbaiki prestasi belajar
siswanya. Definisi ini kurang komprehensif, karena hanya memfokuskan pada guru.
Ahli lain, Petterson (1993), mendefinikan kepemimpinan pembelajaran yang
efektif sebagai berikut:
a. Kepala
sekolah mensosialisasikan dan menamkan isi dan makna visi sekolahnya dengan
baik. Dia juga mampu membangun kebiasaan-kebiasaan berbagi pendapat atau urun
rembug dalam merumuskan visi dan misi sekolahnya, dan dia selalu menjaga agar
visi dan misi sekolah yang telah disepakati oleh warga sekolah hidup subur
dalam implementasinya;
b. Kepala
sekolah melibatkan para pemangku kepentingan dalam pengelolaan sekolah (manajemen
partisipatif). Kepala sekolah melibatkan para pemangku kepentingan dalam
pengambilan keputusan dan dalam kegiatan operasional sekolah sesuai dengan
kemampuan dan batas-batas yuridiksi yang berlaku.
c. Kepala
sekolah memberikan dukungan terhadap
pembelajaran, misalnya dia mendukung bahwa pengajaran yang memfokuskan pada
kepentingan belajar siswa harus menjadi prioritas.
d. Kepala sekolah melakukan pemantauan terhadap proses
belajar mengajar sehingga memahami lebih mendalam dan menyadari apa yang sedang
berlangsung didalam sekolah.
e. Kepala
sekolah berperan sebagai fasilitator sehingga dengan berbagai cara dia dapat
mengetahui kesulitan pembelajaran dan dapat membantu guru dalam mengatasi
kesulitan belajar tersebut.
Definisi
inipun masih parsial karena pembelajaran mencakup banyak hal yang sebagian belum
tercakup didalamnya.
Melengkapi
definisi-definisi tersebut diatas, berikut disampaikan arti kepemimpinan
pembelajaran. Kepemimpinan
pembelajaran atau kepemimpinan instruksional adalah kepemimpinan yang
memfokuskan/menekankan pada pembelajaran yang komponen-komponennya meliputi
kurikulum, proses belajar mengajar, asesmen (penilaian hasil belajar),
penilaian serta pengembangan guru, layanan prima dalam pembelajaran, dan pembangunan
komunitas belajar di sekolah. Berdasarkan pengertian kepemimpinan pembelajaran tersebut, pertanyaannya
adalah apa tujuan yang akan dicapai oleh kepemimpinan pembelajaran? Berikut
akan diuraikan seperlunya tentang tujuan yang akan dicapai oleh penerapan
kepemimpinan pembelajaran.
Kurikulum (apa yang diajarkan) mencakup pengembangan kurikulum
tingkat satuan pendidikan (KTSP) yang meliputi kegiatan perumusan visi, misi,
dan tujuan sekolah; pengembangan struktur dan muatan kurikulum; dan pembuatan kalender.
Proses
belajar mengajar meliputi penyusunan silabus, pengembangan rencana
pelaksanaan pembelajaran, pengembangan bahan ajar, pemilihan buku pelajaran, pemilihan
metode mengajar dan metode belajar, penggunaan media pembelajaran dan fasilitas
belajar lainnya, pengelolaan kelas, dan pemotivasian siswa. Asesmen
(evaluasi hasil belajar) meliputi aspek yang di evaluasi, metode
evaluasi, dan pelaporan. Penilaian kinerja guru dan pengembangan
profesinya juga merupakan prioritas kepemimpinan pembelajaran, dan
tidak kalah penting, kepemimpinan pembelajaran mengutamakan layanan
prima terhadap pembelajaran siswa serta membangun warga sekolahnya
menjadi komunitas pembelajaran. Upaya-upaya ini memerlukan dukungan
sumberdaya pendidikan, baik sumberdaya manusia maupun sumberdaya selebihnya
yaitu peralatan, perlengkapan, perbekalan, bahan, dan uang.
2. Tujuan Kepemimpinan
Pembelajaran
Tujuan
utama kepemimpinan pembelajaran adalah memberikan layanan prima kepada semua siswa agar mereka mampu mengembangkan potensi kualitas
dasar dan kualitas instrumentalnya untuk menghadapi masa depan yang belum
diketahui dan sarat dengan tantangan-tantangan yang sangat turbulen. Menurut
Slamet PH (2001), kualitas dasar meliputi kualitas daya pikir, daya hati, dan
daya pisik/raga. Daya pikir meliputi cara-cara berpikir induktif, deduktif,
ilmiah, kritis, kreatif, inovatif, lateral, dan berpikir sistem. Daya hati
(qolbu) meliputi kasih sayang, empati, kesopan santunan, kejujuran, integritas,
kedisiplinan, kerjasama, demokrasi, kerendahan hati, perdamaian, repek kepada
orang lain, tanggungjawab, toleransi, dan kesatuan serta persatuan (terlalu
banyak untuk disebut semuanya). Daya pisik meliputi kesehatan, kestaminaan,
ketahanan, dan keterampilan. Kualitas instrumental meliputi penguasaan ilmu
pengetahuan dan teknologi serta seni. Ilmu pengetahuan dapat digolongkan
menjadi ilmu pengetahuan lunak (sosiologi, politik, ekonomi, pendidikan,
antroplogi, dan yang sejenis). Ilmu pengetahuan keras meliputi metematika,
fisika, kimia, biologi, dan astronomi. Teknologi meliputi teknologi konstruksi,
manufaktur, transportasi, telekomunikasi, energi, bio, dan bahan. Seni terdiri
dari seni suara, musik, tari, kriya, dan rupa.
Dengan kata-kata lain, tujuan
kepemimpinan pembelajaran adalah untuk memfasilitasi pembelajaran agar siswanya
meningkat prestasi belajarnya, meningkat kepuasan belajarnya, meningkat
motivasi belajarnya, meningkat keingintahuannya, kreativitasnya, inovasinya,
jiwa kewirausahaannya, dan meningkat kesadarannya untuk belajar secara
terus-menerus sepanjang hayat karena ilmu pengetahuan dan teknologi serta seni
berkembang dengan pesat.
3. Pentingnya Kepemimpinan Pembelajaran
Kepemimpinan
pembelajaran sangat penting untuk diterapkan disekolah karena seperti disebut
sebelumnya bahwa kepemimpinan pembelajaran berkontribusi sangat signifikan
terhadap peningkatan prestasi belajar siswa. Kepemimpinan pembelajaran mampu
memberikan dorongan dan arahan terhadap warga sekolah untuk meningkatkan
prestasi belajar siswanya. Kepemimpinan pembelajaran juga mampu memfokuskan
kegiatan-kegiatan warganya untuk menuju pencapaian visi, misi, dan tujuan
sekolah. Kepemimpinan pembelajaran penting diterapkan di sekolah karena
kemampuannya dalam membangun komunitas belajar warganya dan bahkan mampu menjadikan
sekolahnya sebagai sekolah belajar (learning
school).
Sekolah
belajar (learning school) memiliki
perilaku-perilaku sebagai berikut: memberdayakan warga sekolah seoptimal
mungkin, memfasilitasi warga sekolah untuk belajar terus dan belajar ulang, mendorong
kemandirian setiap warga sekolahnya, memberi kewenangan dan tanggungjawab
kepada warga sekolahnya, mendorong warga sekolah untuk akuntabilitas terhadap
proses dan hasil kerjanya, mendorong teamwork
yang (kompak, cerdas, dinamis, harmonis, dan lincah/cepat tanggap terhadap
pelanggan utama yaitu siswa), mengajak warga sekolahnya untuk menjadikan
sekolahnya berfokus pada layanan siswa, mengajak warga sekolahnya untuk siap
dan akrab menghadapi perubahan, mengajak warga sekolahnya untuk berpikir
sistem, mengajak warga sekolahnya untuk komitmen terhadap keunggulan mutu, dan
mengajak warga sekolahnya untuk melakukan perbaikan secara terus-menerus.
Kepala
sekolah mempunyai sejumlah peran yang harus dimainkan secara bersama, antara
lain mencakup educator, manager,
administrator, supervisor, motivator, enterpreneur, dan leader. Peran
kepala sekolah sebagai leader (pemimpin)
dan spesifiknya sebagai instructional
leader, kurang memperoleh porsi yang selayaknya. Kepala sekolah disibukkan
dengan pekerjaan-pekerjaan rutin yang bersifat administratif,
pertemuan-pertemuan, dan kegiatan-kegiatan lain yang bersifat non-akademis
sehingga waktu untuk mempelajari pembaruan/inovasi kurikulum, proses belajar
mengajar, dan penilaian hasil belajar siswa kurang mendapatkanperhatian.
Padahal, ketiga hal yang terakhir sangat erat kaitannya dengan peningkatan mutu
proses belajar mengajar, yang pada gilirannya, mutu proses belajar mengajar
sangat berpengaruh terhadap peningkatan kualitas siswa dan kualitas sekolah
secara keseluruhan. Untuk itu, sudah selayaknya peran kepemimpinan pembelajaran
memperoleh porsi waktu yang lebih besar dibanding dengan peran-peran yang lain.
Peran-peran yang yang lain bukan tidak penting, akan tetapi peran kepemimpinan
pembelajaran harus yang terpenting.
4. Butir-butir Penting Kepemimpinan Pembelajaran
Butir-butir penting kepala sekolah
sebagai pemimpin pembelajaran dapat dituliskan sebagai berikut:
a.
Memahami peran kepala
sekolah yang perlu dikembangkan:
1).
mengelola adalah sebagian dari kepemimpinan,
2). menerapkan peran kepemimpinan
sekolah lebih cenderung sebagai pelayan dari
pada sebagai penguasa/bos, dan
3) mengembangkan
gaya kepemimpinan yang luwes dan gaya bicara yang enak, dan menghindari gaya
kepemimpinan yang kaku.
b. Melaksanakan
tanggung jawab secara akuntabel:
1). membangun komunitas belajar di sekolah untuk
kesuksesan siswa,
2) mendorong
tanggung jawab seluruh mitra kerja atau pemangku kepentingan,
3) menggalang
sumber daya masyarakat untuk kepentingan siswa,
4) membantu
siswa agar sukses dalam belajarnya, dan
5) menghindari mencari kambing hitam atas
ketidaksuksesan, berpikir dan berperilaku positif untuk maju.
c. Mengerjakan
sesuatu dengan professional:
1). selalu membaca diri dan melakukan refleksi,
2) mencari
cara-cara untuk mengembangkan diri sendiri, membimbing orang lain dan memberi
kontribusi terhadap orang lain berdasarkan profesi yang dimiliki,
3) merangkul
perubahan sebagai teman, dia akan membuat anda tetap aktif, mawas diri dan
berkembang,
4) menjadi
orang nomor satu sebagai model pembelajar sepanjang hayat dengan membangun masyarakat
pembelajar disekolah,
5) selalu
mengasah peran anda sebagai kepemimimpinan pembelajaran
6) menyediakan
waktu untuk rajin mengunjungi kelas,
7) mengkomunikasikan
keinginan kuat anda untuk berhasil kepada guru dan siswa dalam bentuk kata-kata
dan tindakan,
8) menerjemahkan visi sekolah ke dalam kegiatan harian, dan
9) memfasilitasi
kelompok kerja berdasarkan kepemimpinan pembelajaran.
d.
Selalu mempertahankan:
1).
menjadi pengarah terhadap tercapainya tujuan sekolah,
2) menjadi
pendukung yang jelas,
3) memandang
kesalahan sebagai kesempatan untuk belajar, dan
4) gembira
dalam bekerja.
Pengukuran
tingkat keberhasilan visi kepemimpinan pembelajaran sangat diperlukan. Untuk
itu, para pembaca sangat disarankan untuk melakukan refleksi dan bahkan
menjawab sejumlah pertanyaan berikut untuk mengetahui tingkat kesiapan anda
sebagai pemimpin pembelajaran. Dengan menjawab sejumlah pertanyaan berikut, anda
akan terbantu dalam memfokuskan pikiran
dan pengambilan keputusan tentang pembelajaran yang seharusnya anda
dukung. Pertanyaan-pertanyaan berikut juga akan membantu anda dalam mengembangkan
visi pembelajaran yang lebih baik agar kepemimpinan pembelajaran yang anda
terapkan benar-benar berdampak positif terhadap pembelajaran.
Berikut
adalah sejumlah pertanyaan yang seyogyanya anda pikirkan sebagai pemimpin
pembelajaran. Jika sekolah ingin menjadi sekolah yang efektif pembelajarannya,
maka sejumlah pertanyaan berikut harus dijawab dengan tepat:
a. apa
yang harus, seharusnya, dan dapat dipelajari oleh siswa,
b. bagaimana caranya siswa itu belajar,
c. bagaimana iklim sekolah merefleksikan pentingnya proses
pembelajaran,
d. bagaimana dan siapa yang membuat keputusan tentang
kurikulum dan pengajaran,
e. seperti apa proses pembelajaran berjalan (diskripsikan
sesuatu yang anda impikan dalam sebuah sekolah dimana proses belajar mengajar
terjadi secara ideal),
f. apa keyakinan guru-guru tentang peserta didik dan
kegiatan belajar,
g. bagaimana partisipasi orangtua dalam kegiatan belajar
siswa,
h. dimana kepala sekolah menghabiskan sebagian besar
waktunya di sekolah dan apa yang dilakukannya di tempat itu,
i. dimana wakil kepala sekolah menghabiskan sebagian besar
waktunya dan apa yang dilakukannya,
j. siapa yang melakukan penilaian keberhasilan siswa dan
bagaimana caranya,
k. apa saja agenda utama rapat sekolah yang berhubungan
dengan pembelajaran,
l. bagaimana cara menyelenggarakn rapat yang berhubungan
dengan pembelajaran,
m. bagaimana menentukan isi dan hakekat pengembangan staf
oleh siapa, untuk siapa dan bagaimana cara
menilainya,
n. bagaimana caranya kinerja
guru dievaluasi dan apa saja yang dinilai,
o. kriteria penilaian guru ditentukan oleh siapa,
p. siapa penyelenggara evaluasi guru,
q. apa tujuan utama penelaian guru tersebut,
r. keberhasilan peserta didik sangat erat hubungannya dengan
evaluasi terhadap guru, bagaimana pendapat anda,
s. bagaimana bentuk jadwal dan organisasi sekolah agar
merefleksikan optimalisasi belajar siswa,
t. apa proses yang digunakan untuk menentukan jadwal dan
organisai sekolah,
u. siapa yang memutuskan penerapan program baru, melaksanakannya,
atau memperbaharui dan merevisi program tersebut, dan
v. jika tujuan utama sekolah adalah menciptakan pembelajaran
yang efektif, maka tentukan apa kebutuhan siswa, apa yang harus diajarkan, bagaimana
cara mengajarnya, dengan apa mengajarnya, kapan seharusnya diajarkan, dan
apakah tujuan pengajaran sudah tercapai atau belum (Elaine Mc Evan (2001).
Untuk
menjawab 22 pertanyaan tersebut di atas, gunakanlah indikator kunci dari
keefektifan kepala sekolah dalam membangun dan menerapkan tujuan-tujuan
pembelajaran sebagai berikut:
a. lakukanlah komunikasi dengan staf sehubungan dengan
pencapaian standar dan peningkatan tujuan sekolah
b. rujuklah standar isi yang telah ditetapkan oleh
pemerintah pusat dan daerah untuk melaksanakan program-program pengajaran di
sekolah
c. yakinkanlah kegiatan-kegiatan kelas secara individu dan
sekolah selalu konsisten dengan standar yang telah ditetapkan oleh pusat dan
daerah
d. gunakan bermacam-macam sumber data baik kualitatif maupun
kuantitatif untuk mengevaluasi kemajuandan merencakan peningkatan lebih lanjut
Jika pembelajaran dirancang sesuai dengan kebutuhan siswa,
maka prestasi belajar siswa akan meningkat secara signifikan. Hal ini dapat
dilakukan secara pribadi oleh masing-masing guru melalui jawaban-jawaban
terhadap pertanyaan-pertanyaan berikut:
a. apakah standar kompetensi dapat dicapai dengan baik oleh
siswa, untuk itu bagaimana cara mengajarkannya dan bagaimana pula mengurutkan
materinya secara hirarkis?
b. penekanan-penekanan apakah yang dituntut oleh kurikulum?
c. strategi,
materi, dan sumber-sumber apa saja yang harus diterapkan pada pembelajaran
tersebut?
d. berapa
lama waktu yang dibutuhkan untuk mengajarkan standar kompetensi yang dimaksud?
Pembelajaran
dan pencapaian keberhasilan siswa hendaknya selalu dianalisis secara berkelanjutan
dan direfleksikan serta dikembangakan secara berkelanjutan sebagai bagian dari
kehidupan sekolah. Kegiatan semacam ini harus dibudayakan di sekolah. Berdasarkan
penelitian yang dilakukan oleh Glathhorn (1993), ditemukan lima hal yang
dianggap penting dalam membentuk budaya sekolah yang dapat melatih siswa dalam
mencapai keberhasilan belajar dan juga iklim sekolah yang sehat. Lima hal penting
yang dimaksud meliputi:
a.
sekolah sebagai komunitas
kolaboratif dan komunitas belajar,
b. ada keyakinan bersama untuk mencapai tujuan,
c. peningkatan sekolah dicapai melalui proses pemecahan
masalah,
d. seluruh warga sekolah apakah itu kepala sekolah, guru dan
siswa diyakinkan dapat mencapainya, dan
e. pembelajaran merupakan prioritas utama.
Sehubungan
dengan fungsi iklim sekolah, perilaku kepala sekolah berikut paling banyak
diidentifikasi oleh guru-guru dari sekolah yang mempunyai pencapaian prestasi
akademik tinggi:
a. mengkomunikasikan kepada staf tentang harapan yang tinggi
terhadap pencapaian hasil belajar siswa,
b. mencegah sekolah terhadap tekanan beban yang tidak perlu,
dan menjadikan pembelajaran sebagai fokus utama kegiatan sekolah,
c. mengenal secara pribadi tentang tingkat profesionalisme
masing-masing guru sebagai dasar untuk mencapai tujuan utama sekolah,
d. menilai moral dan komitmen warga sekolah, dan
e.
membangun
lingkungan sekolah yang aman, tertib, dan disiplin.
5. Kontribusi
Kepemimpinan Pembelajaran terhadap Hasil Belajar
Pada tahun
1995, melalui penelitiannya, laboratorium
pendidikan wilayah North West USA memperbaharui keefektifan pelaksanaan pembelajaran
di sekolah yang akhirnya menjadi rujukan luas dari hasil penelitian tersebut. Penelitian
tersebut menghasilkan daftar perilaku kepala sekolah yang terbaik dalam mengarahkan
dan membimbing program pembelajaran di sekolah (Cotton, 1995). Menurut sintesis
penelitian yang dilakukan diperoleh hasil bahwa perilaku kepala sekolah
(pemimpin pembelajaran), guru, dan staf memberikan kontribusi yang sangat
signifikan terhadap peningkatan efektivitas pembelajaran di sekolah, yang
meliputi hal-hal berikut:
a. meyakini dengan sungguh-sungguh bahwa semua siswa dapat
belajar dan sekolah membuat perbedaan antara yang berhasil dan yang gagal,
b. menegaskan bahwa belajar sebagai alasan utama terhadap
keberadaan seseorang disekolah, termasuk penekanan terhadap penting dan
berharganya pencapaian yang tinggi terhadap kemampuan berbicara dan menulis,
c. memiliki pemahaman yang jelas terhadap visi dan misi
sekolah dan mampu menyatakannya secara langsung, dalam ungkapan yang konkrit,
membangun dan memfokuskan pembelajaran sebagai sumber penyatuan berpikir,
sikap, dan tindakan warga sekolah,
d. mencari, merekrut, dan menggaji anggota staf yang
mendukung visi dan misi sekolah dan berkontribusi terhadap keefektifannya,
e. mengetahui dan mampu menerapkan prinsip-prinsip
pembelajaran yang baik,
f. menyebarluaskan praktik-praktik proses belajar mengajar
yang efektif terhadap guru-guru lain,
g. mengetahui tentang penelitian pendidikan, menekankan
pentingnya penelitian bagi perbaikan sekolah, urun rembuk, dan menerapkannya
dalam pemecahan masalah,
h. mencari program-program yang inovatif, amati, dan libatkan
staf untuk berpartisipasi dalam mengadopsi dam mengadaptasi program tersebut,
i.
tetapkan
harapan atau target kualitas kurikulum melalui penggunaan standar dan
petunjuk-petunjuk yang diberikan, cek secara berkala kesesuaian, kurikulum
dengan pembelajaran dan penilaian, tetapkan kegiatan kurikulum yang diprioritaskan,
dan monitor pelaksanaan kurikulum,
j.
cek
kemajuan siswa secara berkala berdasarkan data kinerja yang ada, dan publikasikan
kepada para guru agar mereka dapat melihat kesenjangan antara standar yang
telah ditetapkan dengan kinerja yang dicapai oleh siswa,
k. milikilah harapan yang tinggi terhadap seluruh guru untuk
melaksanakan pembelajaran dengan standar yang tinggi melalui kesepakatan model
yang dibuat bersama oleh guru, lakukan kunjungan kelas untuk mengamati
pembelajaran, fokuskan kegiatan supervisi untuk meningkatkan pembelajaran, dan
persiapkan serta monitor kegiatan-kegiatan pengembangan guru, dan
l. komunikasikan harapan anda bahwa program pembelajaran
yang telah disepakati sesuai dengan rencana, strategi peningkatan yang
sistematis, prioritas kegiatan yang jelas, dan pendekatan-pendekatan baru,
harus dilaksanakan dengan baik.
Beth memulai profesi pendidik sebagai guru ilmu pengetahuan alam
di sebuah SMP. Setelah mengajar selama beberapa tahun, Beth dipercaya menjadi
seorang kepala sekolah. Beth juga aktif dalam KKG dan juga kuliah di sebuah
universitas dalam pasca sarjana pendidikan pada malam hari untuk meningkatkan
kompentensinya sebagai pendidik.
Berawal dari seorang guru yang kompeten, maka Beth mendesain
posisi kepala sekolah yang diembannya berdasarkan kekuatan yang dimiliki.
Keahlian dalam bidang instruksional dan pengetahuan dalam bidang kurikulum
adalah pondasi yang kuat dalam melakukan penerapan instructional leadership
dalam sekolahnya.
Rencana dalam penerapan konsep instruksional leadership melibatkan
diri sendiri terlebih dahulu. Dimana dalam perencanaan Beth melakukan penilaian
terhadap kondisi sekolah yang dihadapi pada saat itu. Perencanaan dilakukan
secara detail berdasarkan format dan ceklist yang sudah ada. Sehingga dapat
dilihat bahwa dinding kantor Beth seperti pusat startegi komando
yang penuh dengan data pencapaian murid dan data performa guru dan grafik
kurikulum. Sebagai patokan dalam penerapan instructional leadership.
Beliau melakukan observasi kelas secara reguler untuk mengetahui
proses belajar mengajar, sehingga dapat mengidentifikasi kelemahan dan kekuatan
setiap kelas. Berkolaborasi secara regular dengan wakil kepala sekolah dan
koordinator guru untuk memonitor kebutuhan murid dan menentukan strategi dan
bahan ajar yang tepat dalam rangka mengoptimalkan potensi guru dan murid. Beliau berdiskusi bersama murid- murid dan
guru tentang tujuan belajar. Tujuan yang hendak dicapai adalah setiap murid dan
guru mendapatkan pengalaman pendidikan yang positif dan optimal di sekolah.
Pertanyaan:
1. Menurut
anda, Beth melakukan fungsi manager atau instructional leadership? Mengapa?
2. Apa yang Beth lakukan
untuk meningkatkan kualitas sekolah?
1.
Kepemimpinan pembelajaran adalah kepemimpinan
yang memfokuskan/menekankan pada pembelajaran yang unsur-unsurnya meliputi
kurikulum, proses belajar mengajar, asesmen (penilaian hasil belajar),
penilaian serta pengembangan guru, layanan prima dalam pembelajaran, dan
pembangunan komunitas belajar di sekolah.
2. Tujuan utama kepemimpinan pembelajaran adalah memberikan layanan prima
kepada semua
siswa agar mereka mampu mengembangkan potensi kualitas dasar dan kualitas
instrumentalnya untuk menghadapi masa depan yang belum diketahui dan sarat
dengan tantangan-tantangan yang sangat turbulen.
3. Kepemimpinan pembelajaran sangat penting untuk diterapkan disekolah
karena kepemimpinan pembelajaran berkontribusi sangat signifikan terhadap
peningkatan prestasi belajar siswa.
4. Butir-butir penting kepemimpinan
pembelajaran menyarankan bahwa kepemimpinan pembelajaran akan berjalan dengan
baik apabila didukung oleh: (a) figur (kepala sekolah) yang mampu berpikir,
bersikap, dan bertindak sebagai pemimpin pembelajaran, (b) kultur pembelajaran
yang dikembangkan melalui pembangunan komunitas belajar di sekolah, dan (c)
sistem (struktur) yang utuh dan benar.
5. Perilaku kepala sekolah (pemimpin pembelajaran), guru, dan karyawan berkontribusi
yang sangat signifikan terhadap peningkatan efektivitas pembelajaran di sekolah.
Mohon untuk
mengisi lembar refleksi di bawah ini berdasarkan materi yang Bapak/Ibu sudah
pelajari.
Nama: _____________________ Tanggal: _______________
·
Apa saja yang telah saya lakukan berkaitan dengan materi kegiatan
belajar ini?
·
Bagaimana pikiran/perasaan saya tentang materi kegiatan belajar ini?
·
Apa saja yang telah saya lakukan
yang ada hubungannya dengan materi kegiatan ini tetapi belum ditulis di materi
ini?
·
Materi apa yang ingin saya tambahkan?
·
Bagaimana kelebihan dan
kekurangan materi materi kegiatan ini?
·
Manfaat apa saja yang saya dapatkan dari materi kegiatan ini?
·
Berapa persen kira-kira materi
kegiatan ini dapat saya kuasai?
·
Apa yang akan saya lakukan?
Selamat karena Bapak/Ibu telah selesai mempelajari kegiatan belajar ini.
Selanjutnya, selamat melakukan rencana tindak lanjut. Untuk menambah
pengetahuan, Bapak/Ibu dimohon untuk mempelajari kegiatan belajar berikutnya.
Standar
Kepemimpinan Pembelajaran
Mengingat pentingnya peran kepala
sekolah sebagai pemimpin pembelajaran dalam meningkatkan hasil belajar, maka perlu
diidentifikasi kriteria atau standar kepemimpinan pembelajaran berdasarkan
hasil-hasil penelitian maupun hasil-hasil kesepakatan para akademisi dan para
praktisi kepemimpinan pembelajaran. Sebelum memaparkan standar kepemimpinan
pembelajaran, kita diingatkan oleh seorang peneliti kepemimpinan pembelajaran
(May Jo, 2007) bahwa seorang kepala sekolah sebagai pemimpin pembelajaran harus
melaksanakan tugas dan fungsi sebagai berikut:
1. memanfaatkan sebagian besar waktunya untuk memperhatikan apa yang
sebenarnya terjadi di ruang kelas, melakukan pengamatan proses pembelajaran,
dan mendorong peningkatan kinerja guru dan siswa untuk mencapai hasil belajar
maksimal,
2. menelusuri hasil-hasil tes siswa dan indikator-indikator lainnya untuk
membantu guru dalam memfokuskan perhatiannya terhadap siswa yang mengalami
kesulitan dan yang memerlukan bantuan guru untuk mengatasinya,
3. memfokuskan sebagian besar waktunya untuk meningkatkan mutu guru dan
pemanfaatannya secara optimal dalam pembelajaran,
4. memberikan tantangan baru kepada guru untuk meneliti tentang dirinya
sendiri apakah yang bersangkutan masih tergolong guru tradisional (out of date) atau guru moderen (update), dan
5. memberikan kesempatan kepada para guru untuk berbagi informasi dan
bekerja sama untuk mengembangkan kurikulum dan pembelajarannya.
Tentu saja tugas dan fungsi yang harus
dilaksanakan oleh pemimpin pembelajaran bukanlah semata-mata hanya lima butir
tersebut diatas. Butir-butir lain dapat ditambahkan dan uraian materi berikut
(standar kepemimpinan pembelajaran) akan berimplikasi terhadap pengayaan tugas
dan fungsi kepala sekolah sebagai pemimpin pembelajaran.
Berikut disampaikan standar kepala sekolah sebagai pemimpin pembelajaran
yang perlu dipelajari oleh para pembaca. Standar inilah yang selanjutnya
digunakan oleh kepala sekolah sebagai acuan dalam melaksanakan kepemimpinan
pembelajaran. Standar ini dikembangkan oleh para akademisi dan praktisi
kepemimpinan pembelajaran yang tergabung dalam Komisi Redesain Kepemimpinan Pembelajaran
Kepala Sekolah di Tennesee, USA pada tahun 2007 yang diketuai oleh Mary Jo.
Standar A: Peningkatan secara berkelanjutan
Melaksanakan
pendekatan yang sistematik dan koheren untuk menuju peningkatan secara
berkelanjutan dalam prestasi akademik seluruh siswa.
Indikator:
1.
melibatkan pemangku kepentingan
pendidikan dalam mengembangkan visi, misi dan tujuan sekolah yang menekankan
pada kegiatan pembelajaran bagi seluruh siswa and konsisten dengan apa yang
dilakukan oleh Dinas Pendidikan Kabupaten/kota,
- memfasilitasi pelaksanaan strategi yang jelas untuk mencapai visi, misi, dan tujuan yang menekankan pada kegiatan pembelajaran bagi seluruh siswa dan mengedepankan layanan pembelajaran siswa,
- menciptakan struktur organisasi yang kondusif untuk mendukung pencapaian visi, misi dan tujuan sekolah yang menekankan pada kegiatan pembelajaran bagi seluruh siswa,
- memfasilitasi pengembangan, implementasi, evaluasi, dan revisi data yang menginformasikan rencana peningkatan sekolah secara luas untuk kepentingan peningkatan sekolah secara berkelanjutan,
- mengembangkan kerjasama antara kepala sekolah, guru, orangtua siswa, dan masyarakat sekitar dalam rangka peningkatan secara berkelanjutan,
- mengkomunikasikan dan menyelenggarakan sekolah berdasarkan keyakinan yang kuat bahwa seluruh siswa dapat mencapai kesuksesan akademik, dan
7.
menggunakan data untuk merencanakan
pengembangan sekolah secara berkelanjutan.
Standar B: Kultur Pembelajaran
Menciptakan kultur pembelajaran yang progresif/kondusif di sekolahnya
agar hasil belajar siswa dapat ditingkatkan setinggi-tingginya.
Indikator:
1. mengembangkan kultur sekolah secara
berkelanjutan berdasarkan pada etika, perbedaan, persamaan, dan nilai
solidaritas,
2. mendampingi, melatih, dan memimpin
dalam pengembangan kultur sekolah agar kondusif untuk belajar siswa,
3. mengembangkan dan memelihara lingkungan
yang disiplin belajar dengan aman, tertib, tenteram, dan nyaman,
4. memimpin seluruh staf (guru dan
karyawan) dan siswa dalam mengembang-kan disiplin diri dan setia dalam
menjalankan tugas dan fungsinya,
5. memimpin dan memelihara kultur sekolah
yang dapat memaksimalkan waktu untuk belajar,
6. mengembangkan kepemimpinan kelompok,
yang dirancang untuk tanggungjawab dan kepemilikan bersama untuk mencapai misi
sekolah,
7. memimpin warga sekolah dalam membangun
hubungan erat antar warganya agar menghasilkan lingkungan belajar yang
produktif,
8. mendorong dan memimpin perubahan yang
menantang berdasarkan hasil penelitian,
9. membangun dan memelihara hubungan kekeluargaan
yang kuat dan mendukung,
10. mengenali dan merayakan keberhasilan sekolah
dan mencegah kegagalan, dan
11. menjalin tali komunikasi yang kuat dengan
guru, orangtua, siswa dan pemangku kepentingan.
Standar C:
Kepemimpinan Pembelajaran dan Penilaian Hasil Belajar (Asesmen)
Memfasilitasi peningkatan mutu pembelajaran
di sekolahnya berdasarkan hasil evaluasi dan dilakukan secara terus menerus
dalam rangka untuk meningkatkan hasil belajar siswa seoptimal mungkin.
Indikator:
1.memimpin proses penilaian siswa secara
sistematis dan evaluasi program yang menggunakan data kualitatif dan kuantitatif,
2.memimpin komunitas belajar profesional dalam
menganalisis dan meningkatkan mutu kurikulum dan mutu pembelajaran,
3.menjamin aksesibilitas terhadap
kurikulum dan dukungan yang diperlukan oleh siswa untuk mencapai hasil maksimum
yang diharapkan,
4.memiliki keterampilan hitungan
sederhana yang terkait dengan penilaian hasil belajar (asesmen) dalam
memfasilitasi peningkatan mutu pembelajaran terutama guru, dan
5.menggunakan praktek-praktek yang baik (best practice) berdasarkan hasil
penelitian dalam mengembangkan, merencanakan, dan melaksanakan kurikulum,
pembelajaran, dan penilaian hasil belajar.
Standar D:
Pengembangan Profesionalisme Guru secara Terus Menerus
Melakukan pengembangan profesionalisme
warga sekolahnya terutama guru yang dilakukan secara terus-menerus dalam rangka
untuk meningkatkan hasil belajar siswa seoptimal mungkin.
Indikator:
1. menyelia dan
mengevaluasi secara sistematis mata pelajaran dan guru,
2. mendorong,
memfasilitasi, dan mengevaluasi pengembangan profesionalisme guru,
3. mengembangkan
model pembelajaran yang berkesinambungan dan melibatkan diri dalam pengembangan
profesionalisme guru,
4. memberikan
kesempatan kepemimpinan kepada komunitas belajar profesional dan mendorong
serta memfasilitasi terciptanya kepemimpinan aspiratif,
5. bekerja
bersama-sama dengan warga sekolah untuk merencanakan dan melaksanakan
pengembangan kualitas profesional yang tinggi dan yang dievaluasi dengan dampak
belajar siswa, dan
6. menyediakan sumberdaya
yang diperlukan oleh guru dan karyawan sekolah agar mereka dapat melaksanakan
pekerjaannya dengan baik dan berhasil dengan sukses.
Standar E: Manajemen Sekolah
Memfasilitasi warga
sekolah (guru, siswa, karyawan) agar menjadi pebelajar yang baik dan
mengembangkan pembelajaran yang efektif melalui pemanfaatan berbagai sumber
belajar yang tersedia dan yang perlu disediakan jika belum ada.
Indikator:
1. mengembangkan
seperangkat standar prosedur operasi (SOP) dan prosedur standar pekerjaan rutin
yang dipahami dan diikuti oleh semua guru dan karyawan sekolah,
2. memfokuskan kegiatan
sehari-hari sekolah yang diarahkan pada pencapaian prestasi akademik seluruh
siswa,
3. mengalokasikan
sumberdaya pendidikan (guru, karyawan, peralatan, perlengkapan, bahan, dan
uang) dalam rangka untuk mencapai visi, misi, dan tujuan sekolah yang telah
disepakati,
4. menyelenggarakan
proses pendidikan yang efisien dan menggunakan anggaran pendidikan yang dapat
dipertanggungjawabkan, dan melibatkan warga sekolah secara efektif berdasarkan
kemampuan, relevansi, dan batas-batas yurisdiksi yang berlaku,
5. menggalang sumberdaya-sumberdaya yang
tersedia di masyarakat untuk mendukung pencapaian visi, misi, dan tujuan
sekolah,
6. mengidentifikasi permasalahan potensial
dan strategis dan menanggapinya dengan perencanaan yang proaktif, dan
7. melaksanakan program pengembangan guru
dan karyawan serta pengembangan pembelajaran berdasarkan aturan main yang
menjamin kesetaraan, keadilan, etika, dan integritas.
Standar F: Etika
Memfasilitasi
peningkatan secara berkelanjutan dalam meningkatkan keberhasilan belajar siswa
melalui proses pembelajaran yang sesuai dengan standar etika paling tinggi dan
mendorong pendampingan berupa tindakan politis apabila diperlukan.
Indikator:
1. melaksanakan pertanggungjawaban
secara profesional dengan menjunjung tinggi asas integritas dan keadilan,
2. menjadi contoh dan
memberikan dukungan profesional dalam menerapkan kode etik profesional dan
nilai-nilai yang menjadi acuannya,
3. membuat keputusan
dalam konteks etika dan menghormati harga diri semua pihak,
4. mendampingi warga
sekolah (jika diperlukan) ketika terjadi perubahan- perubahan kebijakan pendidikan,
sosial, atau politik dalam rangka untuk meningkatkan hasil belajar siswa,
5. membuat keputusan
yang mendukung peningkatan mutu pembelajaran siswa dan yang sejalan dengan
visi, misi, dan tujuan sekolah,
6. mempertimbangkan aspek
yuridis, moral, dan etika ketika membuat keputusan, dan
7.
bertindak dengan tidak menyalahi peraturan
perundang-undangan, standar, kriteria, dan prosedur yang berlaku beserta
peraturan-peraturan pelaksanaannya.
Standar G: Pebedaan
Memfasilitasi toleransi terhadap
perbedaan latar belakang siswa, baik dari suku, agama, ras, jenis kelamin, dan
asal usul.
1. Menghargai perbedaan
latar belakang setiap siswa dan berkomitmen tinggi untuk meningkatkan prestasi
belajarnya berdasarkan atas perbedaan kebutuhan setiap siswa, yang dilaksanakan
melalui berbagai upaya, baik secara personal, sosial, ekonomi, yuridis,
dan/atau kultural dan yang disampaikan secara umum baik di kelas, sekolah,
maupun di masyarakat setempat.
2. Merekrut,
menyeleksi, dan mengangkat guru dan karyawan yang mampu melayani kebutuhan siswa
atas dasar kebinekaan/perbedaan individu,
3. memahami dan
menanggapi secara efektif terhadap keanekaragaman budaya dan etnik siswa
melalui kebersamaanantara sekolah dan masyarakat,
4. berinteraksi
secara efektif terhadap perbedaan individu dan kelompok dengan menggunakan kecakapan
komunikasi interpersonal yang variatif sesuai dengan situasi yang dihadapi,
5. mengenal dan
mengidentifikasi perbedaan-perbedaan latar belakang siswa termasuk kepribadian
dan kemampuannya sebagai dasar untuk pembuatan keputusan, terutama yang
bersifat akademis, dan
6.
membangun komunitas kekeluargaan yang mencakup guru,
karyawan, dan orangtua siswa dalam rangka untuk mempererat pergaulan dan
meningkatkan mutu pendidikan anak-anaknya.
F:\Mary Jo\Education Leadership
Redesign Commission\Tennessee Standards for Instructional Leaders Packet.doc
vlb 3/21/07
1.
Setujukah anda
dengan 7 standar kepala sekolah (A s/d G) sebagai pemimpin yang ditulis yang
telah ditulis pada uraian materi tersebut diatas. Berikan alasannya kalau
setuju dankalau tidak setuju!
2.
Menurut anda,
sudah lengkapkah 7 standar kepala sekolah sebagai pemimpin pembelajaran (A s/d
G) seperti yang ditulis pada uraian materi tersebut? Jika menurut anda sudah
lengkap, berikan alasan! Jika belum lengkap, tambahkan untuk melengkapinya!
Kepala sekolah yang efektif harus
melaksanakan sejumlah standar yang telah disampaikan sebelumnya. Selain itu,
kepala sekolah sebagai pemimpin pembelajaran harus juga mampu membangun
kebersamaan warga sekolahnya dan meyakinkan mereka bahwa kebersamaan inilah
yang akan membawa keberhasilan sekolah, yaitu mencapai hasil belajar yang
diharapkan. Kepala sekolah yang efektif juga
mampu meyakinkan warga sekolahnya bahwa program-program, kegiatan-kegiatan,
aturan main, dsb. yang difokuskan pada siswa dan pembelajaran akan mampu
mengangkat hasil belajar siswa, baik akademik maupun non akademik.
Mohon untuk
mengisi lembar refleksi di bawah ini berdasarkan materi yang Bapak/Ibu sudah
pelajari.
Nama: _____________________ Tanggal: _______________
·
Apa saja yang telah saya lakukan berkaitan dengan materi kegiatan
belajar ini?
·
Bagaimana pikiran/perasaan saya tentang materi kegiatan belajar ini?
·
Apa saja yang telah saya lakukan yang ada hubungannya dengan materi
kegiatan ini tetapi belum ditulis di materi ini?
·
Materi apa yang ingin saya tambahkan?
·
Bagaimana kelebihan dan
kekurangan materi materi kegiatan ini?
·
Manfaat apa saja yang saya dapatkan dari materi kegiatan ini?
·
Berapa persen kira-kira materi
kegiatan ini dapat saya kuasai?
·
Apa yang akan saya lakukan?
Selamat karena Bapak/Ibu telah selesai mempelajari kegiatan belajar ini.
Selanjutnya, selamat melakukan rencana tindak lanjut. Untuk menambah pengetahuan,
Bapak/Ibu dimohon untuk mempelajari kegiatan belajar berikutnya.
Kompetensi
Pemimpin Pembelajaran
Jika sekolah dianggap sebagai sistem, maka kepemimpinan sekolah merupakan
salah satu komponennya dan kepemimpinan pembelajaran merupakan salah satu sub komponen
kepemimpinan sekolah. Meskipun kepemimpinan pembelajaran merupakan salah satu
sub komponen kepemimpinan sekolah, namun kepemimpinan pembelajaran memiliki
tingkat kepentingan tertinggi, sedang sub-sub kepemimpinan lainnya memiliki
tingkat kepentingan satu tingkat lebih rendah dan bahkan dua, tiga, dan empat tingkat
lebih rendah dari pada kepemimpinan pembelajaran. Mengapa demikian? Jawabannya
jelas, karena kegiatan utama di sekolah adalah pembelajaran dan kegiatan-kegiatan
lainnya hanya sebagai pendukung. Untuk itu diperlukan kepala sekolah yang
benar-benar memiliki kompetensi sebagai pemimpin pembelajaran.
Seperti
telah didefinisikan pada kegiatan belajar 1 bahwa kepemimpinan pembelajaran adalah kepemimpinan yang
memfokuskan/menekankan pada pembelajaran yang komponen-komponennya meliputi kurikulum,
proses belajar mengajar, asesmen (penilaian hasil belajar), penilaian serta
pengembangan guru, layanan prima dalam pembelajaran, dan pembangunan komunitas
belajar di sekolah. Disamping itu, sejumlah standar kepemimpinan pembelajaran
telah disajikan secara rinci berdasarkan hasil rumusan Tim Redesain
Kepemimpinan Pembelajaran yang dipimpin oleh Mary Jo dari Tennesee, USA. Agar
kepala sekolah mampu mengelola komponen-komponen kepemimpinan pembelajaran,
yang bersangkutan harus memiliki sejumlah kompetensi kepemimpinan pembelajaran
yang memadai. Uraian-uraian pada bagian berikut akan
difokuskan pada seperangkat kompetensi yang harus dimiliki oleh kepala sekolah
sebagai pemimpin pembelajaran.
Kompetensi
adalah kemampuan melakukan sesuatu yang dimensi-dimensinya meliputi
pengetahuan, sikap, dan keterampilan. Seperangkat kompetensi yang harus
dimiliki oleh kepala sekolah sebagai pemimpin pembelajaran adalah sebagai
berikut.
1.
Merumuskan
dan mengartikulasikan tujuan pembelajaran
Secara bersama-sama, kepala sekolah dan guru
merumuskan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Disamping itu, kepala sekolah
dan guru menyepakati cara-cara yang akan ditempuh untuk mencapai tujuan
pembelajaran dan melaksanakannya secara konsisten untuk mencapai tujuan
pembelajaran.
2.
Mengarahkan
dan membimbing pengembangan kurikulum
Kepala sekolah mengarahkan dan membimbing
para guru dalam mengembangkan kurikulum, mulai dari: perumusan visi, misi, dan
tujuan sekolah; pengembangan struktur dan muatan kurikulum; dan pembuatan
kalender sekolah. Pelaksanaan pengembangan kurikulum menggunakan
prinsip-prinsip relevansi, kemutakhiran terhadap perkembangan IPTEKS, berpusat
pada potensi siswa, terpadu, dan selaras dengan kebutuhan siswa dan kebutuhan
lingkungan (berbagai sektor pembangunan).
3.
Membimbing
pengembangan dan perbaikan proses belajar mengajar (PBM)
Kepala sekolah memiliki kemampuan dalam
membimbing dan memfasilitasi perbaikan proses belajar mengajar yang meliputi perencanaan,
pelaksanaan dan evaluasi pembelajaran serta pengelolaan kelas. Dalam
perencanaan PBM, kepala sekolah memiliki kemampuan membimbing para guru
dalam: (a) mengidentifikasi kebutuhan, minat, bakat, dan kemampuan siswa, (b)
menyusun tujuan pelajaran, (c) mengembangkan silabus, (d) mengembang-kan
rencana pelaksanaan pembelajaran, (e) memilih bahan ajar, (f) memilih metode
mengajar yang sesuai dengan karakteristik siswa dan karakteristik mata
pelajaran, dan (g) memilih media pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik
siswa dan karakteristik mata pelajaran. Dalam pelaksanaan pembelajaran, kepala
sekolah membimbing dan memfasilitasi para guru dalam mengembangkan dan
menggunakan berbagai metode mengajar misalnya pembelajaran PAIKEM (Pembelajaran
Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan), pengajaran dan pembelajaran
kontekstual (contextual teaching
learning), Lessons Study, simulasi, curah pendapat, kerja kelompok, diskusi
kelompok, metode proyek, dsb. Dalam evaluasi pembelajaran, kepala
sekolah membimbing dan memfasilitasi para guru dalam menyusun kriteria kinerja
siswa, menyusun alat tes, menganalisis hasil tes, menentukan ketuntasan
belajar, dan menilai efektivitas pembelajaran. Sedang dalam manajemen
kelas, kepala sekolah membimbing dan memfasilitasi para guru dalam mengelola siswa, mengelola peralatan,
mengorganisasi kelas/laboratorium, mendisiplinkan siswa, menjaga kebersihan
kelas, dsb.
4.
Mengevaluasi
kinerja guru dan mengembangannya
Secara periodik, kepala sekolah melakukan
evaluasi kinerja guru untuk mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan kinerja
guru serta mengidentifikasi kebutuhan-kebutuhan pengembangan keprofesian guru.
Berdasarkan hasil evaluasi kinerja guru, kepala sekolah memfasilitasi guru
dalam memperbaiki kinerjanya dan memfasilitasi guru dalam mengembangkan
keprofesiannya. Pengembangan keprofesian guru dilaksanakan dengan berpegang
teguh pada prinsip pengembangan keprofesian secara berkelanjutan (continuing professional development/CPD)
yang diupayakan oleh guru secara sendiri atau yang difasilitasi oleh
sekolah/dinas pendidikan kabupaten/kota.
5.
Membangun
komunitas pembelajaran
Komunitas pembelajaran adalah suatu
komunitas (warga sekolah) yang memiliki kesamaan nilai-nilai pembelajaran yang
dianut sebagai sumber penggalangan konformisme sikap dan perilaku bagi warga
sekolah dalam rangka untuk mencapai tujuan pembelajaran. Sense of learning telah terjadi secara merata di sekolah. Jadi, di
sekolah telah terjadi kebersamaan (teamwork) yang kuat, keterlibatan dan
partisipasi total, dedikasi, motivasi, dan cara-cara kerja yang efektif dalam
menyelenggarakan pembelajaran. Kepemimpinan pembelajaran akan efektif apabila
didukung oleh komunitas warga sekolah yang mampu membangun dirinya sebagai
komunitas pembelajaran. Kepala sekolah sebagai pemimpin pembelajaran harus
memiliki kemampuan membangun komunitas pembelajaran di sekolahnya.
6.
Menerapkan
kepemimpinan visioner dan situasional
Kepala sekolah sebagai pemimpin
pembelajaran harus mampu menerapkan kepemimpinan visioner dan situasional
sekaligus. Kepemimpinan visioner adalah kepemimpinan yang mendasarkan pada visi
yang ingin dicapai di masa depan, sedang kepimpinan situasional adalah
kepemimpinan yang mempertimbangkan situasi yang sedang dihadapi. Kombinasi dari
kedua jenis kepemimpinan tersebut akan mampu memberi inspirasi dan mendorong
terjadinya pembelajaran yang futuristik dan kontekstual sekaligus.
7.
Melayani
siswa dengan prima
Harus
disadari sepenuhnya bahwa keberadaan kepala sekolah, guru, dan karyawan di
sekolah adalah hanya karena ada siswa. Oleh karena itu, kepala sekolah harus
mampu mengajak guru dan karyawan untuk memberikan layanan pembelajaran kepada
siswa secara prima dan siswa merupakan pelanggan utama sekolah yang harus
menjadi fokus perhatian warga sekolah.
8.
Melakukan
perbaikan secara terus menerus
Kepala sekolah sebagai pemimpin
pembelajaran harus memiliki kemampuan untuk melakukan perbaikan secara terus
menerus, yang dimulai dari perencanaan, pelaksanaan, evaluasi, refleksi, dan
revisi terhadap perencanaan berikutnya, dan siklusnya diulang-ulang bterus. Hal
ini perlu dilakukan karena banyak perubahan diluar sekolah yang harus
diinternalisasikan ke sekolah.
9.
Menerapkan
karakteristik kepala sekolah efektif
Pemimpin pembelajaran harus selalu
menerapkan karakteristik kepala sekolah efektif. Berbagai penelitian
menunjukkan bahwa kepala sekolah efektif melakukan hal-hal berikut: luwes dalam
pengendalian, membangun teamwork di sekolahnya, komitmen kuat terhadap
pencapaian visi dan misi sekolah, menghargai guru dan karyawan atas
dedikasinya, memecahkan masalah secara kolaboratif, melakukan delegasi secara
efektif, dan fokus pada proses belajar
mengajar (pembelajaran).
10. Membangun Warga Sekolah agar
Pro-perubahan
Salah
satu ciri utama seorang pemimpin pembelajaran adalah memiliki visi dan misi
yang jelas dan memiliki cara-cara untuk menggerakkan warga sekolahnya untuk
mencapainya. Untuk itu, dia harus mampu mengarahkan, membimbing, memotivasi,
mempengaruhi, memberi insprirasi, dan mendukung prakarsa-prakarsa baru,
kreativitas, inovasi, dan inisiasi dalam pengembangan pembelajaran.
11. Membangun teamwork yang
kompak
Keberhasilan upaya sekolah akan
maksimal apabila dilakukan secara kolaboratif oleh warga sekolah Oleh karena
itu, pemimpin pembelajaran harus mampu membangun teamwork yang kompak, cerdas, dinamis, harmonis, dan lincah.
Pelibatan, partisipasi, dan dedikasi warga sekolah sangat diperlukan dalam
rangka membangun teamwork yang
dimaksud.
12. Memberi contoh dan
menginspirasi warga sekolah
Memimpin
dengan contoh sudah terbukti ampuh dalam organisasi apapun termasuk sekolah.
Memberi contoh dalam berbagai hal misalnya komitmen, disiplin, nyaman terhadap
perubahan, kasih sayang terhadap siswa, semangat kerja, dsb. adalah merupakan
bagian penting dari karakteristik seorang pemimpin pembelajaran. Tidak kalah
penting, seorang pemimpin pembelajaran selalu memberi inspirasi kepada guru,
karyawan, dan terutama siswanya untuk mempelajari dan menikmati hal-hal yang
belum diketahui, dan mampu membangun kondisi rasa keingintahuan dari seluruh
warga sekolahnya.
Dari 12 kompetensi kepemimpinan pembelajaran tersebut diatas, masih
adakah kompetensi yang perlu ditambahkan? Jika tidak, berikan alasan! Jika
perlu ditambah, mohon ditambahkan dan
berikan alasannya!
Siapapun
yang ingin menjadi pemimpin pembelajaran harus memiliki 12 kompetensi sebagai
berikut: (1) mengartikulasikan pentingnya visi, misi, dan tujuan sekolah yang
menekankan pada pembelajaran, (2) mengarahkan dan membimbing pengembangan
kurikulum, (3) membimbing pengembangan dan perbaikan proses belajar mengajar
yang meliputi perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi pembelajaran serta
pengelolaan kelas, (4) mengevaluasi kinerja guru dan mengembangannya, (5)
membangun komunitas pembelajaran, (6) menerapkan kepemimpinan visioner dan
situasional, (6) melayani kegiatan siswa, (8) melakukan perbaikan secara terus
menerus, (8) menerapkan karakteristik kepala sekolah efektif, (10) memotivasi,
mempengaruhi, dan mendukung prakarsa, kreativitas, inovasi, dan inisiasi
pengembangan pembelajaran, (11) membangun teamwork yang kompak, dan (12)
menginspirasi dan memberi contoh. Berikut akan diuraikan secukupnya dari
masing-masing kompetensi tersebut.
Mohon untuk
mengisi lembar refleksi di bawah ini berdasarkan materi yang Bapak/Ibu sudah
pelajari.
Nama:
_____________________ Tanggal:
_______________
·
Apa saja yang telah saya lakukan berkaitan dengan materi kegiatan
belajar ini?
·
Bagaimana pikiran/perasaan saya tentang materi kegiatan belajar ini?
·
Apa saja yang telah saya lakukan yang ada hubungannya dengan materi
kegiatan ini tetapi belum ditulis di materi ini?
·
Materi apa yang ingin saya tambahkan?
·
Bagaimana kelebihan dan
kekurangan materi materi kegiatan ini?
·
Manfaat apa saja yang saya dapatkan dari materi kegiatan ini?
·
Berapa persen kira-kira materi
kegiatan ini dapat saya kuasai?
·
Apa yang akan saya lakukan?
Selamat karena Bapak/Ibu telah selesai mempelajari kegiatan belajar ini.
Selanjutnya, selamat melakukan rencana tindak lanjut. Untuk menambah
pengetahuan, Bapak/Ibu dimohon untuk
mempelajari kegiatan belajar berikutnya.
Cara
Menerapkan Kepemimpinan Pembelajaran
Dalam kegiatan pembelajaran ke 4 ini akan disampaikan cara-cara
menerapkan kepemimpinan pembelajaran di sekolah. Cara-cara berikut merupakan
tip yang luwes diikuti, dalam arti, tergantung dari kondisi kepemimpinan
pembelajaran sekolah masing-masing. Bagi sekolah yang telah menerapkan
kepemimpinan pembelajaran dengan baik, tip berikut dapat diikuti sekiranya
masih diperlukan dan tidak perlu diikuti sekiranya tidak diperlukan. Bagi
sekolah yang baru setengah-setengah dalam menerapkan kepemimpinan pembelajaran
dan bahkan masih sangat lemah dalam menerapkan kepemimpinan pembelajaran, maka
tip berikut seyogyanya diikuti secara secara keseluruhan dengan seksama.
Gaya kepemimpinan pembelajaran yang akan dapat diterapkan di
masing-masing sekolahpun seyogyanya juga tidak harus seragam, sangat tergantung
pada tingkat kemampuan dan kesanggupan warga sekolahnya, terutama guru-gurunya.
Jika warga sekolah, terutama guru, telah memiliki tingkat kemampuan dan
kesanggupan yang tinggi, maka gaya kepemimpinan pembelajaran yang bersifat delegatif
lebih cocok. Sebaliknya jika tingkat kemampuan dan kesanggupan sangat rendah,
maka gaya kepemimpinan pembelajaran yang bersifat direktif sangat sesuai. Jika
tingkat kemampuan dan kesanggupan warga sekolah, terutama guru, masih setengah-setengah,
maka gaya kepemimpinan pembelajaran yang bersifat kocing dan supportif lebih
pas.
Marilah kita simak uraian materi berikut tentang cara-cara menerapkan
kepemimpinan pembelajaran di sekolah.
Secara umum, cara-cara menerapkan kepemimpinan pembelajaran di sekolah dapat
dipilahkan menjadi 11 butir (tip) sebagai berikut.
1.
Memfasilitasi penyusunan tujuan
pembelajaran dan standar pembelajaran
Tahap pertama yang harus
dilakukan oleh kepala sekolah sebagai pemimpin pembelajaran adalah memfasilitasi
penyusunan tujuan pembelajaran yang akan dicapai oleh masing-masing mata
pelajaran dan penyusunan standar pembelajaran untuk mencapai tujuan tersebut.
Dalam merumuskan tujuan pembelajaran dan standar pembelajaran melibatkan guru
dan menggunakan standar kompetensi lulusan dan standar isi (kurikulum nasional
sebagai rujukannya. Dalam pelaksanaannya, sekolah dan kelas harus konsisten
terhadap tujuan pembelajaran dan standar pembelajaran yang telah disusun.
2.
Melakukan sosialisasi tujuan pembelajaran
dan standar pembelajaran
Setelah perumusan tujuan
pembelajaran dan standar pembelajaran selesai, dilakukan sosialisasi kepada
para guru, siswa, karyawan, dan orangtua siswa tentang kedua hal tersebut dan juga
upaya-upaya kolaboratif yang perlu ditempuh untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Sosialisasi dimaksudkan agar para guru, siswa, dan orangtua siswa memahami dan
menyadari tentang pentingnya tujuan dan standar pembelajaran sehingga mereka
mau melakukan upaya-upaya konkret untuk mencapainya.
3.
Memfasilitasi pembentukan kelompok kerja guru
Kepala sekolah memfasilitasi
guru membentuk kelompok kerja untuk melakukan pembaruan pembelajaran yang lebih
kreatif, inovatif, efektif, menyenangkan, berpusat pada siswa, dan kontekstual terhadap
kondisi peserta didik, karakteristik mata pelajaran, dan lingkungannya. Hasil
kelompok kerja guru ini adalah model-model proses belajar mengajar yang lebih
baik dan yang dilaksanakan secara konsisten di kelas masing-masing.
4.
Menerapkan ekspektasi yang tinggi
Kepala sekolah bersama-sama
guru, siswa, dan orangtua siswa menerapkan ekspektasi yang tinggi terhadap proses
belajar mengajar dan hasil belajar siswa. Proses belajar mengajar harus
berkualitas tinggi dan hasil belajar siswa juga berkualitas tinggi dilihat dari
prestasinya. Ini berarti menuntut guru, siswa, dan orangtua siswa memiliki
motivasi yang tinggi dan usaha maksimal.
5.
Melakukan evaluasi kinerja guru dan
tindak lanjut pengembangannya
Kepala sekolah secara reguler
melakukan evaluasi kinerja guru untuk mengetahui kekuatan dan kelemahannya.
Hasil evaluasi kinerja dapat dikategorikan menjadi tiga yaitu diatas standar, sesuai
standar, atau dibawah standar. Bagi yang hasil evaluasi kinerjanya diatas
standar perlu diberi pujian dan diberi dukungan untuk mengembangkan dirinya.
Bagi yang hasil evaluasi kinerjanya sudah sesuai dengan standar dan yang masih
dibawah standar, perlu diciptakan kesempatan untuk mengembangkan kemampuan
mereka dan didukung oleh kepala sekolah dan dinas dalam pembiayaannya.
6.
Membentuk kultur sekolah yang kondusif
bagi pembelajaran
Kepala
sekolah menanamkan nilai-nilai, keyakinan, dan norma-norma yang kondusif bagi
pengembangan pembelajaran peserta didik. Untuk itu kepala sekolah perlu
menciptakan suasana/iklim akademik yang dibangun melalui kebijakan-kebijakan
dan program-program sekolah untuk memajukan siswa berdasarkan hasil belajar
siswa, misalnya pengayaan, pendalaman, remedial, pekerjaan rumah, dan
tugas-tugas mandiri maupun kelompok. Disamping itu, kepala sekolah membangun
kondisi kelas yang kondusif, menyediakan waktu ekstra bagi siswa yang
memerlukan bimbingan tambahan, dan melakukan obervasi kelas secara rutin dan
memuji perilaku positif guru dan siswa.
7.
Membangun learning person dan learning school
Kepala sekolah tak
jemu-jemunya mengajak warganya untuk menjadi pebelajar yang selalu belajar
terus karena ilmu pengetahuan dan teknologi serta seni, dan regulasi mengalami
perubahan yang sangat turbulen. Disamping itu, sekolahnyapun harus pro-perubahan
sehingga kepala sekolah berkewajiban memfasilitasi wargannya untuk melakukan
perubahan-perubahan terhadap sekolahnya agar menjadi sekolah pembelajaran (learning school).
8.
Menyediakan sebagian besar waktu untuk
pembelajaran dan selalu mempunyai waktu untuk guru dan siswanya
Kepala sekolah menyediakan
sebagian besar waktunya untuk pembelajaran dan selalu mempunyai waktu untuk
guru dan siswanya. Harus disadari sepenuhnya bahwa kegiatan utama sekolah
adalah pembelajaran sehingga sudah semestinya kalau kepala sekolah
mengalokasikan sebagian besar waktunya untuk pembelajaran dan untuk guru serta
siswanya. Ini penting digarisbawahi karena dalam kenyataannya, kepala sekolah
hanya sedikit mengalokasikan waktunya untuk pembelajaran dan untuk guru serta
siswanya, dan sebagian besar waktunya digunakan untuk pekerjaan administratif,
pertemuan, dsb.
9.
Melayani dengan prima kepada guru,
siswa, dan orang tua siswa
Kepala sekolah pembelajaran
harus memahami dan menyadari sepenuhnya bahwa melayani dengan prima kepada
guru, siswa, dan orangtua siswa merupakan prioritas karena urusan utamanya
adalah pembelajaran yang melibatkan ketiga unsur tersebut. Jadi, kepala sekolah
sebagai pemimpin pembelajaran lebih menekankan pada pelayanan prima dari pada menggunakan
kekuasaannya.
10.
Melakukan koordinasi terhadap guru,
siswa, dan orangtua siswa
Kegiatan pembelajaran melibatkan guru,
siswa, dan orangtua siswa dan kalau tidak dikoordinasikan dengan baik, tidak akan terjadi kekuatan
yang tangguh untuk mensukseskan hasil belajar siswa. Koordinasi mengandung dua
hal yaitu integrasi permasalahan yang dapat ditampung dalam perencanaan
pembelajaran, dan yang kedua adalah sinkronisasi ketatalaksanaan yang dilakukan
sewaktu pelaksanaan kegiatan pembelajaran.
11.
Melakukan monitoring dan evaluasi
terhadap keberhasilan pembelajaran akibat penerapan kepemimpinan pembelajaran.
Untuk mengetahui tingkat
keberhasilan (kemajuan) hasil belajar, hambatan, dan tantangan yang dihadapinya
perlu dilakukan monitoring dan evaluasi secara cermat. Tanpa monitoring dan
evaluasi yang cermat, tidak ada hak untuk mengatakan apakah ada kemajuan hasil
belajar atau tidak. Dengan kata lain, monitoring dan evaluasi akan memberi
informasi apakah hasil nyata pembelajaran telah sesuai dengan hasil yang
diharapkan dari pembelajaran.
Buatlah suatu kasus tentang permasalahan pembelajaran yang dihadapi oleh
suatu sekolah (SD, SMP, SMA, atau SMK). Sebagai kepala sekolah yang menerapkan
kepemimpinan pembelajaran, bagaimana solusinya terhadap permasalahan
pembelajaran yang telah anda buat tersebut?
Secara umum, cara-cara menerapkan kepemimpinan pembelajaran di sekolah
dapat dipilahkan menjadi 11 butir (11 tip): (1) memfasilitasi penyusunan tujuan
pembelajaran dan standar pembelajaran, (2) melakukan sosialisasi tujuan
pembelajaran dan standar pembelajaran, (3) memfasilitasi pembentukan kelompok kerja guru, (4) menerapkan
ekspektasi yang tinggi, (5) melakukan evaluasi kinerja guru dan tindak lanjut
pengembangannya, (6) membentuk kultur sekolah yang kondusif bagi pembelajaran,
(7) membangun learning person dan
learning school, (8) menyediakan sebagian besar waktu untuk pembelajaran
dan selalu mempunyai waktu untuk guru dan siswanya, (9) memberi layanan prima
terhadap guru, siswa, dan orang tua siswa, (10) melakukan koordinasi terhadap
guru, siswa, dan orangtua siswa, dan melakukan monitoring dan evaluasi terhadap
keberhasilan pembelajaran akibat penerapan kepemimpinan pembelajaran.
Mohon untuk mengisi lembar refleksi di bawah ini
berdasarkan materi yang Bapak/Ibu sudah pelajari.
Nama:
_____________________ Tanggal:
_______________
·
Apa saja yang telah saya lakukan berkaitan dengan materi kegiatan
belajar ini?
·
Bagaimana pikiran/perasaan saya tentang materi kegiatan belajar ini?
·
Apa saja yang telah saya lakukan yang ada hubungannya dengan materi
kegiatan ini tetapi belum ditulis di materi ini?
·
Materi apa yang ingin saya tambahkan?
·
Bagaimana kelebihan dan
kekurangan materi materi kegiatan ini?
·
Manfaat apa saja yang saya
dapatkan dari materi kegiatan ini?
·
Berapa persen kira-kira materi
kegiatan ini dapat saya kuasai?
·
Apa yang akan saya lakukan?
Selamat karena Bapak/Ibu telah selesai mempelajari kegiatan belajar ini.
Selanjutnya, selamat melakukan rencana tindak lanjut. Untuk menambah
pengetahuan, Bapak/Ibu dimohon untuk
mempelajari kegiatan belajar berikutnya.
DAFTAR PUSTAKA
Daresh,
John C.,Playko, Marshal A. 1995. Supervision
as a Proactive Process, Waveland press.
Deal,
T.E. and Peterson, K.D. 1998. Shaping
School Culture: The Heart of
Leadership. San Fransisco, CA. Jossey Bass Publishers.
F:\Mary
Jo\Education Leadership Redesign Commission\Tennessee Standards for
Instructional Leaders Packet.doc vlb 3/21/07
Fink,
Elaine and B. Resnicl, Lauren (2003). Developing
Principals as Instructional Leaders.
Guston,
Sandra Lee. 2002. The Instructional
Leadership toolbox: A Handbook for
Improving Practice. California: Sage Publication.
Glatthorn,
A.A.1993. OBE Reform and the Curriculum
Process. Journal of Curriculum and Supervision, 8, 4, pp. 354-363
Hoyle,
J.R., English, F.W., & Steffy, B.E. 199. Skills for Successful Leaders (2nd Edition). Arlington,
VA. American association of School Administrators.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar