Laman

Selasa, 12 Maret 2013

Contoh Studi Kasus EDS di SMP



STUDI KASUS EDS

SMP Negeri…..  

“SMP  Negeri I”  yang berdiri sejak tahun 1990  adalah  SMP   yang cukup baik dengan Visi “Karya bagi pendidikan yang berprestasi, berdisiplin dan berwawasan lingkungan”  serta Misi  “Menyelenggarakan pendidikan bermutu dan terjangkau dalam merncapai 8 Standar Nasional Pendidikan”.

SMP ini berdiri diatas lahan  seluas  3500 m2 dengan   pergedungan yang cukup memadai – ada 9 ruangan kelas untuk 9 rombongan belajar, ruang kepala sekolah, ruang guru, laboratorium, perpustakaan serta UKS. Sekolah tidak mempunyai ruang serba guna dan merek memakai ruang kelas biasa jika ada kegiatan khusus.

Walau sudah tua, jumlah meja kursi (mebeler) serta papan tulis dsb  memadai   dan cukup terpelihara dengan baik.  Halaman sekolah cukup luas dan terpelihara, namun amat disayangkan bahwa pagar halaman sekolah   sudah rusak dan belum diperbaiki, sehingga cukup mengganggu kenyamanan dan keamanan. Kantin sekolah juga belum ditata dengan rapi walau Komite Sekolah sudah berjanji akan memperbaiki kantin dan  pagar sekolah. 

Secara rinici keadaan sekolah adalah seperti berikut:  


1.     Perkembangan Siswa 3 Tahun Terakhir
No
Kls
2006/2007
2007/2008
2008/2009
L
P
Jml
L
P
Jml
L
P
Jml
1
I
43
34
77
40
41
81
52
40
92
2
II
45
35
80
39
39
78
41
38
79
3
III
53
37
90
35
37
72
32
37
69

Jumlah

141
106
247
114
117
231
125
115
240

2. Rata-rata Nilai Ujian Nasional 3 Tahun Terakhir
No
Tahun Pelajaran
Bhs. Indonesia

Matematika

Bhs. Inggris
IPA
TT
TR
RT
TT
TR
RT
TT
TR
RT
TT
TR
RT
1
2005/2006
9,40
4,60
7,01
9,00
4,33
6,03
8,40
5,00
6,02
-
-
-
2
2006/2007
9,00
4,13
6,11
9,33
5,00
7,88
8,13
5,60
7,05
9,66
6,00
6,23
3
2007/2008
9,00
4,60
6,11
9,33
5,00
7,88
8,80
5,60
7,05
8,50
5,00
6,80

3. Keadaan Rombongan Belajar 3 Tahun Terakhir
Tahun
Kelas I
Kelas II
Kelas III
Jumlah
2006/2007
3
3
3
9
2007/2008
2
3
3
8
2008/2009
3
3
3
9

4. Ruang
No
Nama Ruang
Jml
No
Nama Ruang
Jml
1
Ruang Kelas
9
12
Ruang Wakil Kep.Sekolah
1
2
Ruang Laboraturium IPA
1
13
Ruang Majelis Guru
-
3
Ruang Perpustakaan
1
14
Ruang Tata Usaha
1
4
Ruang Keterampilan
-
15
Ruang OSIS
-
5
Ruang Serba Guna
-
16
WC Guru
1
6
Ruang UKS
1
17
WC Siswa
1
7
Ruang Koperasi
-
18
Ruang Satpam
-
8
Ruang BP/BK
-
19
Mushola
-
9
Ruang Ganti
-
20
Gudang
1
10
Mes Guru
-
21
Ruang Labor Komputer
-
11
Ruang Kepala Sekolah
1
22
Ruang Labor Bahasa
-

5. Pendidik dan Tenaga Kependidikan
No
Status
PNS
Honorer
Jumlah
Ket.
L
P
L
P
1
Kepala Sekolah
-
1
-
-
1
S 1
2
Guru
5
6
5
5
21
16 S1, 5 D2
3
Tata Usaha
-
1
1
3
5
SMA/SMK
4
Penjaga Sekolah
-
-
1
-
1
SMP
              

Pelaksanaan pembelajaran di sekolah ini cukup baik sebab disamping  sebagian besar para gurunya memenuhi kwalifikasi (sudah berijazah S 1),  mereka juga selalu   mencoba untuk  memenuhi stándar untuk setiap mata pelajaran.  

Para guru melaksanakan tugasnya dengan serius dan mereka  juga mencoba  mengembangkan kurikulum pada tingkat satuan pendidikan .  Mereka mengembangkan silabus dan RPP, hanya saja sebagian besar  lebih bersifat “mengambil dari pihak lain” (cut and paste) demi mudahnya sehingga tak banyak yang dibuat mereka sendiri.  Disamping itu kurikulumnya juga tidak memperhatikan kekhasan daerah atau mempertimbangkan peserta didik yang berkemampuan khusus.Sekolah bisa memberikan kegiatan pengembangan diri dan ekstra kurikuler walaupun sifatnya masih tradisional saja  dan kurang memperhatikan kekhasan daerah. 

Secara umum pelaksanaan prosers pembelajaran di sekolah ini cukup baik sebab ada beberapa gurunya yang telah memakai pendekatan PAKEM/CTL dalam melakukan tugasnya membelajarkan peserta didik.  Mereka juga telah membuat silabus  berdasarkan standar yang ditentukan dan dimaksudkan untuk membantu peserta didik untuk mencapat standar kelulusan. 

Semua guru sudah membuat RPP  namun kebanyakan Silabus dan RPP yang dibuat  lebih bersifat “ambil dari orang lain” dan bukan merupakan produk para guru sendiri. Ini disadari Kepala sekolah sehingga dia sudah merencanakan memberikan pemantapan para guru dalam membuat silabus dan RPP dengan mendatangkan guru yang handal dari sekolah lain untuk melakukan pendampingan dan “on the job training”

Para guru yang telah melaksanakan PAKEM/CTL  juga cukup innovatif dan sumber belajar tidak terbatas hanya pada buku pelajaran/buku paket saja – semua bisa dijadikan sebagai sumber belajar. Belajar dapat dilakukan diluar gedung kelas seperti di kebon, pekarangan, sawah, pasar dll. Guru juga  banyak memakai alat bantu  dan pajangan dalam pembelajaran.

Hanya saja sekolah belum memberikan kesempatan belajar yang sama bagi peserta didik yang berkebutuhan khusus seperti yang berkelainan fisik maupun mental. Sekolah belum melaksanakan Pendidikan Inklusi dan hanya memberikan pelayanan bagi anak anak yang “normal”.

Sebagian besar guru mempunyai perencanaan penilaian peserta didik  namun  tidak  atau belum memberikan feed back hasil penialian pada peserta didik. Mereka menganggap bahwa penilaian adalah hak guru dan tidak perlu memberitahu peserta didik ataupun orang tua mereka.

      Hanya sebagian kecil  guru yang  sudah membuat KKM tetapi belum  menyampaikan  informasi kepada peserta didik mengenai KKM termasuk apa yang dipersyaratkan untuk penguasaan minimum. Para guru juga tidak melibatkan orang tua dalam  penilaian para peserta didik termasuk kurang memberikan masukan hasil penialian peserta didik pada orang tua sehingga peningkatan belajar mereka hanya tergantung pada guru di sekolah saja tanpa masukan dari orang tua.

Secara umum hasil belajar para peserta didik sudah sesuai  dengan standar  yang ditetapkan.  Hasil ujian nasional sekolah cukup baik seperti tertera pada data kwantitatif diatas. Beberapa peserta didik memperoleh juara tingkat kabupaten dalam lomba bidang studi.  Angka meneruskan ke jenjang SMA juga cukup baik,.

Sekolah lebih mementingkan perkembangan kemampuan akademis peserta didik saja dan kurang   memperhatikan pengembangan potensi  potensi peserta didik kecuali dengan kegiatan kegiatan non-akademis yang konvensional semacam pengajian, shalat berjamaah bersama, namun kurang mengembnagkan ketrampilan hidup mereka.

       Visi dan Misi sekolah dikembangkan bersama dengan wakil wakil orang tua peserta didik dan para guru dalam rapat  antara sekolah dan orang tua peserta didik. Komite Sekolah cukup aktif dan selalu memberikan dukungannya  demi kemajuan sekolah.

        Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah  (RKAS) pada dasarnya dikembangkan dalam rapat dengan orang tua murid, walaupun disempurnakan dan dikembangkan oleh kepala Sekolah dan Dewan Guru.   Ini merupakan perkembangan baru sebab sebelum tahun 2007 RKAS hjanya dikembangkan oleh Kepala Sekolah dengan beberapa guru kepercayaannya saja.

Sekolah juga melaporkan semua kegiatannya kepada rapat dengan orang tua, pesert didik termasuk laporan keuangannya – dari penerimaan sampai pengeluarannya. Baik laporan kegiatan maupun keuangan diketahui bersama dengan Komite Sekolah dan disamping dilaporkan pada rapat, juga dipajangkan di  Papan pengumuman sekolah.

Seperti disebutkan diatas, dari 21 guru, 16 mempunyai kwalifikasi yang diharuskan – sarjana  S 1, sehingg ada 5 yang masih berijazah D 2 – boleh dikata cukup baik, sebab dari yang 5 guru berijazah D2 mereka adalah guru-guru untuk Penjaskes dan ekstra kurikuler lainnya.  Dari 16 guru tersebut, 10 telah lulus sertifikasi guru.

Sekolah  selalu mendorong para gurunya untuk meningkatkan kwalifikasi mereka dengan mengikuti berbagai penataran  atau kursus-kursus yang sesuai untuk pengembangan kemampuan mereka.

Sebagai sekolah negeri, dana  operasional sekolah telah dicukupi oleh Pemerintah, walaupun sebetulnya mereka tetap memerlukan uluran tangan dari Masyarakat untuk mendanai kegiatan non-rutin seperti pengadaan komputer dan buku buku pengayaan. Sekolah amat tergantung dengan adanya dana BOS sehingga ini dikelola dengan baik.

Dengan usul dari Komite Sekolah, orang tua murid tidak keberatan memberikan sejumlah uang untuk kegiatan-kegiatan khusus sekolah serta pengadaan Sarana yang amat diperlukan semacam komputer atau buku buku pengayaan lainnya.

Seperti ditulis diatas, sekolah selalu melaporkan penerimaan dan penggunaan dana yang diterima kepada orang tua murid – sebagai wujud Akuntabilitas Publiknya.   



  1. Tugas untuk Latihan Pengisian Instrumen EDS

  1. Secara perorangan atau berkelompok, harap Anda mengisi Instrumen EDS untuk semua Standar berdasarkan data dan informasi yang diperoleh dari Studi Kasus diatas.
  2. Isi juga Format Laporan EDS (yang merupakan hasil ringkasan yang ada pada setiap akhir pertanyaan tentang Aspek dalam setiap Standar).
  3. Diskusikan dengan teman Anda hasil pengisian Format EDS Anda dan berikan argumentasi mengapa Anda menulis apa yang telah Anda tulis.
  4. Perbaikilah Isian Format Instrumen dan Format Laporan EDS berdasarkan hasil diskusi.
  5. Tuliskan data dan informasi apa yang belum ada dalam Studi Kasus.
  6. Tuliskan juga refleksi ataupun rekomendasi Anda tentang proses pembelajaran ini ataupun usulan untuk Instrumen dan Format Laporan EDS.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar